AHY: Meski di Luar Demokrat Tetap Dukung Pemerintah

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pandemi Covid-19 yang saat ini menghantam dunia dan tak terkecuali Indonesia adalah nyata. Virus itu tidak mengenal kalangan manapun. (dok JawaPos.com)

IDTODAY NEWS – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, pandemi Covid-19 yang saat ini menghantam dunia dan tak terkecuali Indonesia adalah nyata. Virus itu tidak mengenal kalangan manapun.

‎”Musibah yang kita hadapi ini, nyata. Siapapun, bisa menjadi korbannya. Kita perlu saling berbagi rasa, dan empati,” ujar AHY dalam pidato politiknya di HUT Demokrat ke-19 di Jakarta, Jumat (25/9).

Krisis besar yang melanda negeri ini juga serius. Karenanya, semua pihak harus lebih bersatu untuk mengatasinya. Jangan biarkan hanya satu orang yang menanggung beban penderitaannya sendiri.

“Kepala negara dan pemerintah, sebagai pemimpin kita harus bisa menemukan solusi yang tepat, dan bisa mengakhiri pandemi Korona, dan krisis ekonomi, dewasa ini,” katanya.

“Kuncinya adalah, kebersamaan. Sebagaimana orang bijak mengatakan kalau ingin cepat, lakukan sendiri tetapi kalau ingin sukses, lakukan bersama-sama,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, AHY menuturkan, dalam mengatasi krisis besar saat ini, pilihan yang dimbil adalah mmenyelamatkan hidup manusia, dan memulihkan ekonomi, sebagai satu kesatuan yang utuh.

Baca Juga  Duit Covid-19 Diduga 'Raib' hingga Rp147 T, Hersubeno: Kenapa Tidak Diumumkan ke Publik?

“Jangan dipisah-pisahkan. Dengan strategi, kebijakan, dan tindakan yang tepat keduanya dapat dilakukan,” katanya.

Kemudian dalam mengatasi pandemi Covid-19, dan krisis ekonomi ini, tentu yang pilih kebijakan dan tindakan yang tepat. Yang benar-benar bisa mendatangkan keberhasilan.

Namun, bersamaan dengan itu, perlu dicegah, terjadinya hal-hal yang mengancam keberlangsungan kehidupan bangsa yang baik, di masa depan. Semua pihak harus bisa mengatasi masalah saat ini tanpa menimbulkan masalah di kemudian hari.

“Kita merasakan kurangnya kerukunan dan kebersamaan, di antara sesama komponen bangsa, termasuk ketika kita sedang menghadapi krisis saat ini,” tuturnya.

Lebih lanjut AHY mengatakan, angka pengetesan di Indonesia masih jauh di atas standar WHO, sebesar 5 persen. Juga tingkat kemampuan tes Indonesia masih rendah dan tidak merata. Agar pemerintah makin berhasil perlu kebijakan dan tindakan testing secara lebih masif.

Kebijakan testing lengkap itu meliputi testing, tracing, treating, isolating, and containing. Kebijakan testing secara masif ini sangat mungkin, meningkatkan kasus positif Covid-19 masyarakat. Namun tidak perlu panik. Hasil testing yang menyeluruh ini menjadi jalan menuju kesuksesan, di dalam mengatasi krisis Covid-19.

Baca Juga  Cegah Penyebaran Covid-19, Doni Monardo Minta Kelompok Rentan Dipisah di Tempat Pengungsian

“Jika ancaman Covid-19, dapat sepenuhnya kita hentikan, kehidupan ekonomi dan sosial, akan dapat dipulihkan,” katanya.

Kalau ini terjadi rakyat Indonesia akan kembali, memiliki harapan dan keyakinan bahwa masa depannya tidak gelap. Dampak langsung dari krisis kesehatan ini telah membuat ekonomi Indonesia terpukul.

Terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi sekitar 8 persen dari yang semula 2,97 persen di kuartal I menjadi minus 5,32 persen di kuartal II. Sementara, pada kuartal III ini kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi masih negatif.

“Ini berarti, kita berada di tepi jurang resesi. Hampir semua sektor utama, yang berkontribusi besar, terhadap Produk Domestik Bruto mengalami kontraksi seperti sektor industri, perdagangan, konstruksi, pertambangan, dan sektor lainnya,” tuturnya.

Ini semua berdampak langsung, pada meningkatnya angka pengangguran. Diprediksi terjadi gelombang pengangguran baru sebesar 5 juta jiwa. Menambah angka pengangguran hingga12,7 juta jiwa.

“Situasi ini, juga akan berimplikasi, pada meningkatnya angka kemiskinan, dan juga ketimpangan sosial di tengah masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga  Said Didu Ingatkan Pemerintah, Menghidupkan Ekonomi Rakyat Bukan Dengan Bansos

Lebih lanjut, kata AHY, sebenarnya, sejak pertengahan Maret 2020, ketika Partai Demokrat memberikan enam rekomendasi kepada pemerintah. Demokrat sering mengingatkan jangan gagal fokus. Jangan terlalu fokus pada asapnya tetapi lupa memadamkan apinya.

“Yang saya maksud api adalah pandemi Covid-19, sedangkan asapnya adalah, dampak ekonomi yang menyertainya termasuk pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan,” katanya.

Tetapi sekarang, setelah persoalan pandemi, dan tekanan ekonomi sudah semakin kompleks, maka pilihan antara pembukaan aktivitas ekonomi, dan upaya menekan penyebaran virus.

Ini layaknya dua sisi mata uang. Wilayah yang termasuk zona hijau, atau bebas Covid-19 bisa dibuka aktivitas ekonominya, dan kita jadikan penyangga ekonomi. Sementara, wilayah yang masih termasuk zona kuning atau merah harus tegakkan kedisiplinan semua pihak untuk menekan pandemi.

“Ekonomi dan kesehatan masyarakat, kita selamatkan bersama-sama, agar dampak yang ditimbulkan tidak semakin parah dan bersifat multidimensional. Partai Demokrat memberi dukungan penuh kepada pemerintah untuk bisa menangani pandemi Covid-19 dengan tepat,” pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan