Azis Syamsuddin: Polisi Jangan Mudah Beri Kesimpulan Gangguan Jiwa Pada Pelaku

Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam Azis Syamsuddin/RMOL

IDTODAY NEWS – Aparat Kepolisian didesak segera membuka motif penyerangan terhadap ulama Syekh Ali Jaber saat mengisi ceramah di Masjid Falahudin, Kota Bandarlampung, Minggu (13/9).

Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam Azis Syamsuddin merasa prihatin atas aksi penyerangan tersebut. Menurutnya, aksi ini merupakan hal yang sangat tercela dan tidak beradab.

Untuk itu, dia mendesak Polri tidak buru-buru menyimpulkan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.

“Aparat penegak hukum dapat harus segera membuka motif pelaku penyerangan yang tidak bermoral itu. Kepolisian jangan mudah memberikan kesimpulan ‘gangguan kejiwaan’ terhadap pelaku,” Kata Azis Syamsuddin kepada wartawan, Senin (14/9).

Politisi Golkar asal Lampung itu meminta aparat kepolisian cepat dan tegas dalam melakukan investigasi kasus ini secara detail, sehingga motif sesungguhnya dapat diketahui.

“Jika memang ada aktor-aktor di belakang pelaku, maka wajib diungkap dan ditindak secara tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” katanya.

Wakil Ketua Umum Golkar ini mengharapkan peristiwa ini dapat dijadikan pembelajaran bagi aparat keamanan ke depanya dalam mengamankan kegiatan ceramah dan akan mengawasi jalannya proses penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.

Baca Juga  Viral Video Diduga Richard Muljadi Jogging di Bali dan Dikawal Polisi

“Saya mempertanyakan standar operasional pengamanan yang dilakukan, terlebih ini ulama besar. Dirinya meminta fungsi deteksi dini dan keamanan kedepannya dapat dilakukan dengan baik oleh Kepolisian dan intelijen,” ujarnya.

Mantan Ketua Komisi III ini menyatakan bahwa sesungguhnya masyarakat Lampung itu sangat damai, sehingga kejadian peristiwa ini sangat menggangu ketertiban umum. Azis berharap agar masyarakat bisa kembali tenang dan para ulama dapat melanjutkan kegiatan berdakwah kembali seperti biasa.

“Saya doakan Syekh Ali Jaber segera bisa sembuh dari luka yang di deritanya serta dapat kembali berdakwah dalam proses mengamalkan ibadah dan memberikan pencerahan di masyarakat. Mengajak para ulama dapat kembali berkegiatan sebagaimana seharusnya tanpa memiliki rasa kekhawatiran,” tutupnya.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan