IDTODAY NEWS – Ada beragam faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II negatif hingga 5,32 persen. Salah satunya soal rendahnya realisasi belanja dan penyerapan anggaran corona dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Menurut anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati, bila realisasi tersebut kembali tak dijalankan dengan maksimal, bukan tidak mungkin resesi terjadi.

“Sejak digulirkan, realisasinya (PEN) hanya 19 persen,” kata Anis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/8).

Anis merinci, realisasi anggaran perlindungan sosial baru sebesar 38 persen dari Rp 203,9 triliun, kemudian anggaran UMKM terlaksana 25 persen. Selain itu, anggaran kesehatan terealisasi 7,22 persen dari alokasi Rp 87,55 triliun.

Selanjutnya ada di sektoral kementerian/lembaga dan pemda direalisasi 6,5 persen dari Rp 106,11 triliun, insentif dunia usaha 13 persen dari Rp 120,61 triliun. Untuk program pembiayaan korporasi belum terealisasi dari anggaran Rp 53,57 triliun.

“Realisasi yang rendah ini menyebabkan tujuan utama adanya program PEN belum dapat dinikmati, dimana hal ini tercermin dengan adanya pertumbuhan negatif pada kuartal kedua 2020,” tegasnya.

Baca Juga  Sri Mulyani Tunggu Restu Jokowi soal Aturan Baru Relaksasi PNBP

Pihaknya meminta agar pemerintah fokus dalam pencapaian target ekonomi dan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 agar pertumbuhan ekonomi di kuartal III tak kembali negatif.

“Saya juga mengingatkan kepada pemerintah untuk fokus pada pencapaian target-target ekonomi dan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024, sebagai upaya menghindari kegagalan yang sama pada RPJMN 2015-2019,” katanya.

“Terlebih di tengah krisis pandemik Covid-19, rakyat membutuhkan kerja keras pemerintah,” tutupnya.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan