IDTODAY NEWS – China segera menguasai Indonesia setelah bahasa Mandarin menjadi kurikulum lokal di Maluku Utara.

“Penjajahan China dengan mengirimkan TKA ke Indonesia, selanjutnya bahasa diajarkan di Maluku Utara. Sebentar lagi China kuasai Indonesia,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) kepada www.suaranasional.com, Rabu (21/7/2021).

Menurut SBK, China sangat berminat menguasai Indonesia terutama daerah yang kaya sumber daya alam. “Daerah-daerah yang kaya sumber daya alam menjadi target penguasaan China. Di daerah Sukabumi ada TKA China yang mencari sumber emas,” jelasnya.

Setelah bahasa China diajarkan kurikulum lokal di Maluku Utara, kata SBK, budaya negeri Tirai Bambu juga dikembangkan. “Bahasa juga terkait dengan budaya. Lama-lama budaya Indonesia terkikis oleh budaya China,” ungkapnya.

Ia merasa heran Badan Intelijen negara (BIN), TNI diam saja melihat sepak terjang China dalam upaya menguasai Indonesia. “TKA China dibiarkan masuk ke Indonesia terlebih di saat PPKM Darurat dalam mengatasi Covid-19,” jelas SBK.

Penguasaan Bahasa China menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kerja lokal atau putra daerah untuk masuk bekerja pada perusahaan asing yang berinvestasi di wilayah Maluku Utara.

Baca Juga  Jika Gatot Nurmantyo Dilaporkan ke Polisi, Kapitra Siap Dampingi PPJNA 98

Terkait dengan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Selatan (Halsel), segera memasukkan Bahasa Mandarin atau Bahasa Cjina ke dalam kurikulum lokal pada setiap sekolah di wilayah setempat.

Syarat bahasa Mandarin bagi calon pekerja di setiap perusahaan pertambangan masih menjadi kendala bagi putra daerah kita, karena itu kita akan memasukkan Bahasa China atau Mandarin di sekolah di Halmahera Selatan,”kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Halmahera Selatan, Safiun Rajulan, Selasa (14/7/2021).

Baca Juga  Rizal Ramli: Ada Peran Kelompok Garis Tengah Dalam Lengsernya Gus Dur

Ia memaparkan, pelajaran bahasa China tersebut nantinya dimasukkan ke dalam kurikulum lokal, mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP).

“Jadi kurikulum Bahasa China ini akan menggantikan kurikulum Bahasa Inggris di setiap sekolah yang ada,” katanya.

Sumber: suaranasional.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan