Bali dan Aceh Susul 8 Provinsi Lainnya Masuk Prioritas Penanganan Covid-19

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Foto: BNPB/Fajar.co.id

IDTODAY NEWS – Dua provinsi diusulkan masuk prioritas penanganan COVID-19. Yakni Bali dan Aceh. Sebelumnya sudah ada 8 provinsi yang menjadi atensi. Prioritas diberikan karena provinsi tersebut terdata sebagai penyumbang kasus Corona terbanyak di Indonesia.

Delapan provinsi yang sebelumnya sudah masuk prioritas adalah: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua.

“Satgas mengusulkan tambahan 2 provinsi lagi. Yaitu Bali dan Aceh. Karena dua provinsi ini alami peningkatan yang cukup tinggi. Sehingga total semuanya 10 provinsi,” kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo, di Jakarta, Senin (28/9).

Doni mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin ada intervensi berbasis lokal dalam upaya perubahan perilaku. Karena itu, pihaknya akan menggandeng seluruh relawan hingga akademisi. Termasuk komunitas di provinsi prioritas.

Selain itu, Satgas sudah menjalin kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). “Satgas bersama PWI telah melakukan kerja sama untuk pelibatan 5.800 wartawan dari seluruh provinsi. Mulai dari Provinsi Aceh sampai Papua,” imbuhnya.

Tak hanya program perubahan perilaku. Para wartawan juga diminta ikut menangkal berita hoax terkait COVID-19. Sebab, masih banyak berita-berita tidak benar yang beredar di tengah masyarakat.

Menurutnya, 5.800 wartawan ini akan menjadi bagian dari Satgas Corona. Kepala BNPB itu berharap para wartawan bisa menyampaikan berita positif ke masyarakat.

“Transportasi publik ini juga diimbau memasang protokol kesehatan di kendaraan. Baik itu truk, angkutan umum, angkutan kota, bus, taksi dan kendaraan lainnya,” ucap mantan Danjen Kopassus ini.

Hingga Senin (28/9), total kasus positif COVID-19 mencapai 278.722 kasus. Ada penambahan 3.509 kasus. Provinsi DKI Jakarta masih menempati urutan pertama penambahan kasus positif baru. Yakni 898 orang. Disusul Jawa Barat dengan 489 kasus positif baru. Kemudian Jawa Tengah 304 kasus.

Selain kasus positif baru, kasus kematian akibat terpapar COVID-19 juga ada penambahan. Jumlahnya 87 kasus. Sehingga totalnya 10.473 kasus kematian. Sedangkan pasien yang sembuh total sebanyak 206.870 orang.

“Menyangkut masalah standar nasional masker, Satgas sedang mengkaji khusus untuk zona merah. Karena tingkat risiko penularannya tinggi, perlu dibuat sebuah standarisasi,” jelasnya.

Tim Satgas dan beberapa perusahaan sudah bisa membuat masker yang diproduksi lokal dengan kualitas filter sampai 70-80 persen. Masker itu sudah mendapat rekomendasi dari BPPT dan Jerman.

Dikatakan, semua jenis masker sangat bermanfaat mencegah Corona. Namun khusus untuk daerah yang berisiko tinggi, diperlukan masker berkualitas tinggi pula.

Sementara itu, Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih ada masyarakat percaya tidak akan tertular COVID-19. Jumlahnya 17 persen dari 90.967 responden.

Survei tersebut dilakukan BPS pada 7-14 September 2020. “Kita perlu lebih keras lagi meningkatkan pemahaman masyarakat tentang COVID-19. Karena COVID-19 tidak mengenal umur, jenis kelamin, pendidikan, dan status sosial,” tegas Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Senin (28/9).

Menurutnya, persepsi keyakinan tidak akan tertular COVID-19 itu terkait erat dengan tingkat pendidikan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin meyakini COVID-19 berbahaya dan mudah menular.

Dari yang mengatakan tidak mungkin tertular, 33,69 persen memiliki pendidikan sekolah dasar, 32,58 persen sekolah menengah pertama (SMP), 25,46 persen sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) dan 13,41 persen mengenyam pendidikan diploma atau sarjana.

Sumber: Fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan