IDTODAY NEWS – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), Ustaz Tengku Zulkarnain angkat bicara terkait data ICW mengenai anggaran dari APBN untuk membayar influencer atau buzzer.

Ustaz Nain (sapaan akrab Tengku Zulkarnain) juga membandingkan bantuan pemerintah ke Nahdatul Ulama, Muhammadiyah hingga MUI.

“Bantuan untuk NU satu milyar. Untuk Muhammadiyah satu milyar. Untuk MUI 4 milyar. Untuk Tim Sorak menurut ICW 90 milyar…Hehehe…Makjleb…,” tulisnya di akun Twitter @ustadtengkuzul, Jumat (28/8/2020).

Dia kemudian menyebutkan selama ini rezim pemerintah membayar buzzer sebagai tim sorak. Tujuannya agar mereka bisa menyebarkan informasi terkait prestasi yang telah dicapai pemerintah.

“Penguasa yg memakai jasa Tim Sorak utk menipu rakyatnya, seolah mrk hebat dan punya prestasi, padahal kenyataannya jeblok, adalah sebuah bentuk pengkhianatan yg nyata. Apalagi jika Tim Sorak dibayar pakai uang negara. Penguasa hebat tdk perlu kamuflase, rakyat bisa merasakan…,” sebutnya.

Di cuitan lainnya, salah satu deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini menyebutkan kerja-kerja buzzer yang dibayar pemerintah tak lebih seperti penyanyi dengan suara false.

Baca Juga  Ade Armando: Pemerintahan Jokowi Berkomitmen Menghabisi Gerakan-Gerakan Islamis Pribumi Radikal

“Penguasa pakai Buzzer, ibarat penyanyi dgn suara false, tapi nekat tampil menyanyi di depan publik. Biar kelihatan hebat maka dia membayar Tim Sorak. Sedahsyat apa pun tepuk tangan yg dilakukan TS nya, tetap saja para pendengar mbelinger apes mendengar dan melihat penampilannya,” pungkasnya.

Sumber: fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan