Beban Kerja Berat tapi Insentif Tak Kunjung Cair, Banyak Nakes Akhirnya Memilih Resign

Petugas kesehatan yang merawat pasien virus corona COVID-19 berbincang di pintu masuk bangsal Rumah Sakit di Jawa Timur, 8 Juli 2021/JUNI KRISWANTO / AFP

IDTODAY NEWS – Di tengah upaya penanganan pandemi Covid-19 yang belum mereda, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dikabarkan mengundurkan diri.

Beban kerja yang terlalu berat serta dana insentif yang tak kunjung cair disebut menjadi faktor di balik mundurnya para nakes tersebut.

Seperti diketahui, hingga saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih terus terjadi di wilayah Indonesia.

Bahkan, berdasarkan data terbaru kasus harian Covid-19 telah mencapai angka 54 ribu lebih, per Rabu (14/7/2021) kemarin.

Hal ini tentu saja menambah beban kerja para nakes yang merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago, mengungkapkan sejumlah tenaga kesehatan (nakes) resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Baca Juga  Positif Covid-19, Gibran Minta Didoakan Masyarakat

“Gaji yang diterima mereka dari rumah sakit sekarang ini kan tidak sesuai dengan beban kerjanya. Sementara insentif dari pemerintah tidak cair. Ya mereka akhirnya lebih memilih resign,” kata Eva kepada Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Eva mengatakan, gaji yang dibayarkan RS untuk nakes karyawan tergolong kecil. Bahkan, para nakes yang berstatus relawan sama sekali tak digaji oleh rumah sakit.

Karena itu, insentif bagi nakes di masa pandemi memang sudah menjadi suatu kewajaran.

Pemerintah sudah menetapkan besaran insentif berbeda-beda untuk tiap kategori nakes, mulai dari Rp5 juta – Rp15 juta per bulan.

Baca Juga  Aset Negara Mulai Dihitung untuk Danai Ibu Kota Baru yang Butuh Ratusan Triliun

“Tapi pembayaran insentif ini sangat telat sekali. Insentif dari bulan November tahun lalu baru cair bulan ini,” kata dia.

Sementara itu, beban kerja nakes sangat berat karena pasien Covid-19 terus berdatangan ke rumah sakit. Banyak nakes yang akhirnya jatuh sakit dan ikut tertular Covid-19.

Bahkan para nakes itu juga ikut menularkan virus ke keluarganya di rumah.

Dalam kondisi seperti ini, Eva menilai wajar banyak nakes yang akhirnya menyerah.

“Ada yang resign bilangnya mendingan dagang, ada yang mau sekolah lagi, ada juga yang dilarang oleh suami,” kata dokter spesialis paru-paru itu.

Baca Juga  Adhie Massardi: Rakyat Masih Menjerit tapi Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen, Ente Ngelindur?

Eva khawatir RS akan makin kolaps karena jumlah nakes terus berkurang di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Ia mengatakan, pemerintah bisa saja menambah ruang perawatan atau isolasi sebanyak mungkin.

Namun, itu akan menjadi sia-sia jika tak ada tenaga kesehatan yang menangani pasien.

Karena itu, ia berpesan kepada pemerintah agar jangan sampai ada keterlambatan pembayaran insentif bagi nakes.

Eva juga berpesan agar pemerintah segera membayar utangnya ke rumah sakit.

“Jangan sampai rumah sakit juga tidak sanggup bayar nakes karena duitnya diutangin Kemenkes dan belum dibayar,” ujar dia.

Sumber: tribunnews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan