Beberapa Kebijakan Lawan Corona di Berlin-Rotterdam yang Sama dengan DKI Jakarta

Gubernur Berlin-Rotterda dan DKI Jakarta, Anies Baswedan. Foto/detik.com

IDTODAY NEWS – Sejak awal Maret, pandemi COVID-19 seakan menjadi tantangan bagi berbagai kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, Berlin, dan Rotterdam. Dalam menghadapi pandemi, ketiga ibu kota ini memiliki cara yang hampir mirip dalam menangani COVID-19.

Sama halnya dengan kebijakan di Jakarta, di beberapa kawasan Jerman termasuk Kota Berlin pun menerapkan kebijakan pembatasan. Bahkan, baru-baru ini Pemerintah Kota Berlin melakukan pelarangan untuk bepergian menjelang perayaan tahun baru.

“Di beberapa kawasan di Jerman masyarakat dilarang untuk melakukan perayaan tahun baru. Dan bahkan ada jam malam, juga larangan bepergian, dan tidak boleh mengunjungi negara lain,” ujar Wali Kota Berlin Michael Mueller dalam JDCN Forum 2020 sesi ‘International Plenary Discussion’, Jumat (18/12/2020).

Sementara itu, Koordinator Ketahan Kota Rotterdam Arnoud Moleenar juga menyampaikan sejak gelombang kedua muncul pada September lalu, negara kembali melakukan pembatasan sosial termasuk di Kota Rotterdam.

Mengingat pada saat ini jumlah penularan kasus COVID-19 di Kota Rotterdam juga cukup tinggi. Sejak Maret 2020 hingga kini, ada sebanyak 47.000 penularan kasus yang terjadi.

“Kami menutup negara karena ada gelombang kedua sehingga sekolah dan restoran di tutup. Hanya toko tertentu saja yang buka seperti supermarket. Di mulai sejak bulan Maret ada 47.000 penularan di Rotterdam saja, jadi Rotterdam benar-benar terdampak,” katanya.

Baca Juga  Viral, Nama Calon Siswa Bintara Polri yang Lulus Tiba-tiba Digantikan Orang Lain

Tak hanya pembatasan sosial, ketiga negara juga melakukan monitoring terhadap kasus COVID-19. Seperti Jakarta misalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya melakukan monitor melalui situs corona.jakarta.go.id.

Melalui situs tersebut, Anies mengatakan baik masyarakat dan pemerintah dapat mengetahui berbagai informasi terkait COVID-19 mulai dari peta persebaran, zona COVID-19, peta kasus, dan lainnya.

“Kami juga mengembangkan sebuah situs. Jadi informasi yang tersedia di situs ini meliputi lokasi yang terinfeksi, ada berapa banyak orang di lingkungan tersebut, semua ada di situs tersebut,” katanya.

Sementara di Kota Berlin, Muller juga mengatakan pihaknya menciptakan platform khusus bagi para relawan yang ikut andil melakukan monitoring terhadap protokol kesehatan. Melalui platform tersebut, relawan dapat mendapatkan berbagai informasi, termasuk untuk dukungan medis.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan