Bima Arya Sebut Sudah Simulasi Kesiapan RS untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

Wali Kota Bogor Bima Arya melayat ke kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/5/2019).(Foto: KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

IDTODAY NEWS – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku telah menggelar simulasi kesiapan rumah sakit pada April 2020 untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 saat akhir tahun.

“Bulan April tahun lalu, kami membuat satu simulasi model. Kita prediksikan di akhir tahun 2020 ini posisinya akan terjadi lonjakan. Di titik itu kita mungkin butuh penanganan lebih,” kata Bima dalam gelar wicara BNPB bertajuk Update RS Darurat Wisma Atlet: Kesiapan Rumah Sakit Darurat Daerah, Senin (25/1/2021).

Kemudian, pada November 2020, Bima mulai melihat tren kenaikan kasus Covid-19. Saat itu, menurut Bima, mulai ada keluhan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat tidur di rumah sakit.

Kemudian, tingkat hunian rumah sakit di Kota Bogor sudah mencapai 80 persen. Ia menilai kondisi ini berbahaya lantaran sudah melampaui ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 60 persen.

“Berbahaya juga kenapa? Karena kalau warga tidak kebagian tempat atau ruang isolasi, kemudian dipaksa atau terpaksa di rumah. Berpotensi meningkatkan kasus klaster keluarga, karena mereka akan menyebarkan itu di keluarga,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Dinas Kesehatan bersama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mempercepat penambahan fasilitas ruang isolasi bagi pasien tanpa gejala (OTG) maupun bergejala ringan.

Baca Juga  PDIP: Tidak Ada Program Pengentasan Banjir yang Tereksekusi di 3 Tahun Kepemimpinan Anies

Bima mengatakan, kala itu ia langsung menghubungi Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo untuk meminta bantuan.

“Direspons cepat, dalam waktu dua minggu kemudian, rumah sakit itu selesai dibangun di lokasi Wisma Atlet Kota Bogor. Jadi hari ini kita sudah memiliki rumah sakit lapangan,” terang dia.

Rumah sakit lapangan ini diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan dan dengan komorbid.

Rumah sakit berkapasitas 7 bed IGD, 2 ICU, dan 64 unit bed itu berada di Komplek GOR Pajajaran, Kota Bogor.

“Dan saya cek sekarang tingkat keterisiannya ada 29. Ini masih kita jaga karena kalau misalnya full sampai 64, kita membutuhkan penambahan tenaga kesehatan. Saat ini jumlah nakesnya itu 225 orang,” kata Bima.

Baca Juga: Prof Yuwono Bagikan Foto Dokter Meninggal Usai Divaksin, dr Tifa: Kejadian Seperti Ini Akan Mewarnai 2021

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan