IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial, Denny Siregar membongkar alasan Partai Demokrat gencar melontarkan kritik terhadap pengecatan ulang warna pesawat kepresidenan RI.

Menurut Denny Siregar, kritik Partai Demokrat terhadap pesawat kepresidenan merupakan cara partai berlambang Mercy itu mencari suara untuk Pilpres 2024 mendatang.

Guna mencari suara tersebut, kata Denny, Demokrat menerapkan strategi marketing yang minim budget sekaligus bisa meraih suara calon pemilih mereka.

“Mereka kelihatannya juga sedang kehabisan uang, maaf ya. Makanya mereka kemudian perlu membangun strategi dengan dana yang minimal, tapi harus mendapatkan suara yang signifikan,” ujar Denny Siregar.

Hal itu disampaikan Denny Siregar lewat video yang tayang di kanal Youtube 2045 TV, seperti dilihat pada Jumat 6 Agustus 2021.

Baca Juga  Partai Demokrat Bentuk Aliansi Rakyat Penyelamat Demokrasi

Selain itu, Denny juga menilai Demokrat termasuk juga PKS belakangan memang selalu menjual nama Jokowi untuk menaikkan popularitas mereka.

Sebab, menurut Denny, kedua partai itu ingin mendapat pemilih dari kalangan yang tak suka dengan Jokowi.

“Di sinilah Demokrat dan PKS berusaha merebut hati mereka. Demokrat dan PKS mengglorifikasi masalah kecil menjadi besar. Kalau itu ada hubungannya dengan presiden. Mulai dari kancing jas, bahasa inggris yang medhok, sampai ke cat pesawat disikat,” tuturnya.

Denny Siregar juga menjelaskan soal narasi Demokrat sedang kehabisan uang. Ia melihat hal itu dari upaya Demokrat menaikkan pamor partai dengan menggunakan jasa lembaga survei yang tak terkenal.

Bahkan, Denny mengatakan bisa saja Demokrat dan PKS patungan untuk membayar lembaga survei tak terkenal untuk menaikkan nama mereka.

“Nah yang menarik buat saya, di beberapa lembaga survei yang tidak terkenal ini nama Demokrat selalu diberitakan naik. Ini berbarengan dengan PKS. Kayaknya kedua partai ini lagi pacaran ya, mereka berdua selalu bersama dalam setiap isu dan mungkin juga kedua partai ini patungan untuk bayar lembaga survei supaya menaikkan nama mereka berdua,” ungkapnya.

Ia pun justru lebih tertarik dengan data survei yang dipaparkan oleh SMRC. Dari survei terakhir lembaga itu, dia masih melihat bahwa Demokrat dan PKS masih sama seperti tahun 2019 lalu yakni masih di bawah rata-rata dan berpotensi untuk hilang di 2024 nanti.

Baca Juga  Sebut Panglima TNI Orang Baik, Rizal Ramli: Jangan Seret TNI ke Politik Praktis Mas

Maka dari itu, Demokrat menurutnya disebut sengaja menjual apa saja isu demi menaikkan pamor mereka. Dengan dana yang terbatas, karena ketiadaan uang, dan dapat hasil yang maksimal.

“Pokoknya apa saja mereka jual demi mendapat simpati orang, enggak perduli harus melacurkan pemikiran. Dengan meributkan masalah remeh temeh,” terangnya.

Mengutip Hops.id, Denny Siregar juga mengaku bersyukur bahwa hingga kini Demokrat dan PKS masih coba menghibur publik di Tanah Air dengan politiknya. Sebab, menurutnya di perpolitikan Indonesia memang butuh partai badut untuk menghibur.

“Teriakannya doang yang keras. Tapi obat yang dijual palsu. Dan kalau diminum malah bisa bikin sakit,” ujarnya.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan