Brasil Tolak Vaksin Covid-19 Sinovac Cina, Indonesia Jalan Terus

Petugas memeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan pembuat vaksin Tiongkok Sinovac Biotech, saat mengembangkan vaksin COVID-19 di Beijing, Tiongkok, 24 September 2020. CoronaVac merupakan salah satu dari empat kandidat vaksin China terdepan untuk memerangi Covid-19. (Foto: REUTERS/Thomas Peter)

IDTODAY NEWS – Proses pengadaan dan persiapan penyuntikan massal Vaksin Covid-19 atau vaksinasi di Indonesia terus berlanjut. Salah satu pemasok vaksin untuk masyarakat Indonesia nantinya adalah Sinovac dari Cina, yang baru saja ditolak oleh Presiden Brasil Jair Bolsonora.

Selain Sinovac, ada tiga produsen lain yang memasok vaksin untuk masyarakat Indonesia. Mereka yaitu Astra Zeneca, Sinopharm/G42, dan Cansino. Selain jalur kerja sama internasional, pemerintah juga mengembangkan jaur mandiri di dalam negeri.

“Yaitu Vaksin Merah Putih,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2020.

Sebelumnya, Brasil memang diketahui telah membatalkan pembelian vaksin Sinovac dari Cina ini. Bolsonora mengatakan bahwa dirinya tidak akan menjadikan rakyat Brasil sebagai kelinci percobaan siapapun.

Di momen yang bersamaan, media di Brasil juga sempat mengungkap kematian salah satu relawan peserta uji klinis Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Astra Zeneca dan University of Oxford, Inggris.

Relawan yang merupakan seorang dokter berusia 28 tahun ini meninggal setelah menerima plasebo, bukan vaksin. Tapi, kasus kematian relawan Vaksin Covid-19 itu adalah yang pertama yang terjadi di dunia.

Meski demikian, pelaksana riset uji klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca di Brasil, Institut Riset dan Pengajaran D’Or (IDOR) di Universitas Federal Rio de Janeiro, mengaku sudah ada kajian independen yang langsung dilakukan atas kasus kematian itu. Hasilnya menyimpulkan tak ada yang perlu dicemaskan dari keamanan vaksin itu dan uji coba pada manusia bisa dilanjutkan.

Baca Juga  Gemetar Memvaksin Jokowi, Dokter Kepresidenan: Alhamdulillah Berhasil...

Adapun dalam keterangan resminya, Airlangga mengatakan vaksinasi massal ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Keselamatan jiwa manusia adalah hukum tertinggi, itu yang kami utamakan,” kata dia.

Jika sesuai rencana, maka ada 300 juta dosis vaksin untuk 160 hingga 185 juta penduduk. “Angka ini masih sangat dinamis karena masih dalam tahap finalisasi dan sangat tergantung ketersediaan vaksinnya,” kata Airlangga.

Sementara itu, ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunis Miko tetap meminta pemerintah Indonesia terus mengembangkan uji klinis vaksin Covid-19 sesuai timeline yang telah dibuat. Ia meminta jangan sampai ada faktor lain yang menghambat.

Baca Juga  Jokowi: Vaksinasi Covid-19 Mandiri Mungkin Bisa Diberikan asal Merek Beda

Tri Yunis Miko mengatakan hal itu melalui pernyataan tertulisnya menanggapi isu terkait vaksin Covid-19 Sinovac yang menjadi komoditas politik di Brasil.

Menurut Tri Yunis, hal ini ada kaitannya dengan pernyataan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang menolak vaksin tersebut.

Sikap Bolsonaro dinilai terkait dengan rivalitas politiknya dengan Gubernur Sao Paolo, Joao Doria. Sao Paolo sendiri adalah wilayah yang ikut bekerja sama dengan Sinovac dalam mengembangkan vaksin lokal di Brasil.

“Indikator vaksin itu dapat dilihat dari tingkat keamanan dan efektivitasnya. Jadi, di luar faktor itu jangan sampai menghentikan proses. Pemerintah sepatutnya terus menjalan uji klinis vaksin,” kata dia.

Sumber: tempo.co

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan