Bukan Kerbau, Ini Bus Listrik di Madiun

Dahlan Iskan naik bus listrik di Madiun. Foto disway.id

Oleh : Dahlan Iskan

HARI-HARI ini bus listrik buatan dalam negeri mondar-mandir di kota Madiun, Jatim. Siapa saja boleh naik –keliling-keliling kota. Sejak jam 6 sore sampai jam 9 malam. Tiap hari.

Wali kota Madiun-lah, Maidi, yang minta itu. Ya, namanya hanya Maidi. Tapi menurut wartawan di Madiun, ia wali kota terbaik sejak zaman saya kecil.

Menghadapi nama yang hanya satu kata seperti Maidi, koran asing biasa memberi penjelasan kepada pembacanya: “seperti umum terjadi di Indonesia banyak orang hanya punya nama satu kata.”

Maksudnya agar koran tidak disalahkan pembaca, dikira wartawannya malas mencari tahu siapa nama lengkapnya.

Nama lengkapnya ya Maidi itu. Ia orang Magetan yang jadi guru di Madiun. Prestasinya bagus. Lalu jadi pejabat struktural di dinas pendidikan Madiun. Lama-lama jadi kepala dinas pendidikan. Lalu naik lagi menjadi sekretaris kota. Di pilwakot lalu Maidi dicalonkan oleh Partai Demokrat. Berpasangan dengan wakil dari PDI Perjuangan. Terpilih.

Baca Juga  Donald Trump: Petahana Yang Malang, Kalau Di Sini Pasti Menang

Bus listrik itu memang bikinan Madiun. Karoserinya dari Malang. Motornya dari Tiongkok. Baterai dari Taiwan. Yang membuatnya: PT Industri Kereta Api (PT INKA) –satu-satunya industri kereta api di Indonesia.

Sebelum dites keliling kota berhari-hari, bus itu sudah dimasukkan ke jalan tol. Dari Madiun ke Nganjuk. Balik lagi. Tidak masalah. Jarak tempuhnya, satu kali colok listrik, 200 kilometer.

Melihat desainnya bus ini sepertinya cocok untuk Trans Jakarta. Ada pintu di kanan yang lebar. Posisi pintu itu juga tinggi dan tanpa tangga. Pas untuk ketinggian halte Trans Jakarta.

Tapi bus ini masih menyediakan dua pintu ”normal” di sisi kiri depan dan tengah. Kalau saja kelak ada order dari Trans Jakarta dua pintu itu harus ditiadakan. Agar hemat biaya.

INKA memang mengincar pasar Trans Jakarta. Karena itu, prototype ini harus diuji benar keandalannya. Keliling-keliling kota Madiun itu tidak akan dihentikan sampai tujuan uji coba tercapai.

Maidi senang. INKA senang. Rakyat kecil senang. Saya usul, rute bus listrik ini ditambah: masuk-keliling kompleks pabrik kereta api. Terutama kalau isinya anak-anak dan remaja. Agar seperti tur edukasi. Biar rakyat Madiun tahu bahwa di kotanya ada pabrik kereta api. Toh aman. Mereka tidak perlu turun dari bus. Sekalian membangun mimpi bagi anak-anak dan remaja.

Baca Juga  Tuan Komnas HAM, Mau Mengarah ke Mana?

Kebetulan pabrik itu sekarang sudah sangat bersih. Tertata rapi. Tamannya cukup bisa dilihat. Apalagi sekarang ini lagi banyak kereta baru yang parkir di halaman.

Itulah kereta-kereta yang siap dikirim ke Filipina. Lokomotifnya pun bikinan Madiun. “Kami segera kirim tiga rangkaian ke Manila,” ujar I Gede Agus Prayatna, direktur INKA. “Tiap rangkaian terdiri dari satu lokomotif dan lima gerbong,” tambah Gede yang sudah 27 tahun tinggal di Madiun.

Sebelum pandemi kemarin pun INKA ekspor gerbong ke Bangladesh. Sangat banyak: 200 gerbong. Sempat terhambat Covid-19, tapi akhirnya beres juga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan