Bukhori Yusuf: Terminologi Radikalisme Menag Melukai Umat Islam

Foto: Menteri Agama Fachrul Razi. (Foto: Kemenag)

IDTODAY NEWS – Menteri Agama Fachrul Razi kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang melukai hati umat Islam. Setelah pernyataannya mengenai radikalisme masuk oleh orang yang pintar bahasa arab dan good looking.

Fachrul Rozi kali ini menyebut bahwa radikalisme masuk melalui para penghafal Al Quran.

Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf berang dengan pernyataan tersebut dan melayangkan kritik tajam terhadap Menteri Agama. Menurutnya, tudingan itu tidak terkontrol dan berbahaya dalam mendefinisikan radikalisme.

Pernyataan Menag tersebut terekam pada sebuah webinar bertajuk Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN sebagaimana dilansir di kanal YoutTube Kemenpan RB beberapa waktu lalu.

Pada menit ke-36, Menag Fachrul Razi menyebut masuknya paham radikalisme ke masjid-masjid melalui orang yang memiliki penguasaan Bahasa Arab yang bagus, hafiz (hafal Alquran), dan good looking. Dia melanjutkan, orang tersebut perlahan akan memperoleh simpati dari pengurus dan jemaah masjid, sehingga dipercaya menjadi imam kemudian diangkat menjadi pengurus masjid.

“Jika tempat-tempat ibadah di lingkungan kerja ASN bisa menjadi entry point radikalisme, maka yang perlu diperhatikan adalah terminologi radikalisme hendaknya tidak dijadikan konsumsi politik yang mengarahkan pembelahan umat dan bangsa. Sebab apa yang disampaikan oleh Menag tersebut sangat melukai hati umat Islam” tegas Bukhori kepada wartawan, Senin (7/9)

Baca Juga  Soal Amandemen Terbatas UUD 1945, Ini yang PAN Khawatirkan Jika Sampai Terjadi

Ketua DPP PKS ini menilai, seharusnya figur seorang menteri harus mampu mengambil peran aktif dan konstruktif dalam memperkuat kerekatan hubungan sesama anak bangsa serta menjadi sosok pengayom bagi setiap golongan dalam rangka memelihara kerukunan umat beragama.

“Terminologi radikalisme yang dimaksud Menteri Agama sangat multitafsir dan absurd akibat pemaknaan yang dilakukan melalui cara yang dangkal. Sangat tidak etis menjadikan term radikalisme sebagai komoditas politik untuk meraih simpati publik di tengah reputasi Menteri Agama yang merosot.” tegasnya.

Baca Juga  Pernyataan Prabowo Tidak Salah, Komisi VIII: Indonesia Memang Perlu Belajar Pada Negara Maju

Menteri Agama, sambungnya, harus segera meminta maaf kepada umat Islam karena turut andil menciptakan stigma negatif bagi penghafal Alquran dan mereka yang cakap berbahasa Arab.

Bukhori menegaskan bahasa Arab merupakan Bahasa Al-Quran di mana setiap muslim sangat dianjurkan untuk mempelajarinya dalam rangka memperkuat keimanan serta mengokohkan pemahaman mereka atas perintah langit.

“Sehingga, buah dari pemahaman agama yang kokoh adalah kebijaksanaan dan perwujudan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Untuk ke sekian kalinya, hentikan narasi kontraproduktif ini,” tutupnya.

Sumber: rmol

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan