Buzzer Makin Bikin Resah Publik, Ketua MUI: Makan Daging Saudaranya

Ketua MUI Cholil Nafis dan Hersubeno Arief (Foto: Youtube)

IDTODAY NEWS – Ketua MUI KH Dr M Cholil Nafis menyampaikan beberapa tanggapannya terkait keberadaan buzzer yang dianggap mulai meresahkan. Ia bahkan mengibaratkan buzzer sebagai pemakan daging saudaranya sendiri.

Dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Hersubeno Point, Kamis (11/2/2012), Cholil Nafis tampak menjawab beberapa pertanyaan dari Hersubeno. Dalam kesempatan tersebut, Cholil memberikan gambaran buzzer menurut pemikirannya.

Di awal video, Cholil menjelaskan tentang definisi buzzer yang masih belum jelas. Ia menyebut ada dua jenis buzzer yaiutu yang positif dan negatif, namun kini buzzer lebih cenderung berkonotasi negatif.

Baca Juga: Kader PDIP Tak Kunjung Diperiksa Kasus Bansos, MAKI Adukan Penyidik KPK Ke Dewas

“Karena memang definisinya masih kontroversi, tetapi kesannya konotasi di mata orang buzzer itu adalah negatif, karena orang bayaran untuk menyampaikan sesuatu dari orang lain,” ucap Cholil dalam video tersebut.

Baca Juga  Relawan Joman: Mendukung Ganjar adalah Keinginan Sejarah dan Tidak Bisa Dihentikan

Cholil juga menjelaskan soal pembunuhan karakter yang marak dilakukan oleh buzzer. Dalam penyampaian kritik, bukan lagi substansi kritik yang dikedepankan melainkan menyerang orang secara pribadinya.

“Ketika mengkritik bukan substansi kritiknya yang dikejar, tetapi orangnya yang dibunuh karakternya, ya kita kan kalau imbang apple to apple, sama-sama ngerti kita diskusi kan nyaman,” ujarnya.

“Tapi yang dihadapi ini kan anonim sudah gitu ngomongnya sarkas, demikian juga membuat kita nggak nyaman,” ujar Cholil.

Lebih lanjut Hersubeno menyebut dengan identitas buzzer yang tak diketahui, dalam terminologi agama para buzzer dianggap hal yang terkait alam gaib. Cholil pun membenarkan pernyataan tersbut.

Baca Juga: Doakan Ali Ngabalin Sembuh Dari Corona, Tengku Zulkarnain: Kembalilah Seperti Dahulu Saat Awal-awal Kita Jumpa

“Ya anonim itu kan orang alam gaib nggak ketahuan siapa orangnya, bisa saja dia pakai nama tertentu. Setelah dilacak juga tidak tahu, tetapi kontennya itu seragam untuk menyerang sesorang yang sudah menjadi target,” ujar Cholil dalam video tersebut.

Cholil pun bercerita soal pengalamannya berhadapan dengan buzzer. Ia mengaku pernah mendapat serangan dari mereka saat menyampaikan kritik terhadapa pemerintah.

“Ada lah sebagian kecil, tapi mungkin sebagian orang juga memahami yang dimaksud saya. Tapi ada sebagian kecil yang meremehkan, nyinyir, merendahkan, dan lain sebagainya itu ada,” ujarnya.

Pada kesemptan tersebut, Cholil juga menyebut tindakan yang dilakukan para buzzer dapat diibaratkan sebagai tindakan memakan daging saudara sendiri.

“Menurut saya, kalau umpamanya orang digerakkan untuk jadi buzzer, untuk menyerang orang yang niat baik, apalagi ulama, menurut saya inilah yang disebut dengan memakan daging saudaranya,” ucap Cholil.

“Ia makan dari hasil orang lain dibunuh, yaitu mengambil dari dagingnya saudaranya,” lanjut Cholil.

Di bagian akhir video tersebut, Cholil mengimbau pada semua pihak agar berhati-hati dan bijaksana dalam menyampaikan pendapat di media sosial. Menurutnya ada tiga kriteria yang wajib diperhatikan dalam mengunggah konten di media sosial yaitu benar, baik, dan maslahat atau mendatangkan kebaikan pada orang lain.

Baca Juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Lepas Tim Tracer dan Vaksinator Untuk Tangani Covid-19

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan