IDTODAY NEWS – Yayasan Inovasi Teknologi (Inotek) Indonesia telah menggandeng Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam memperluas lapangan pekerjaan lewat program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan (STSP).

Program ini akibat krisis ekonomi imbas pandemi Covid-19 berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal sejak beberapa bulan belakangan. Dengan adanya program ini, diharapkan akan membuka jutaan lapangan kerja baru.

“Kita ciptakan 1.000 technopreneur untuk membuka jutaan lapangan kerja. Dengan beradaptasi pada revolusi industri 4.0, technopreneur diharap mampu melihat sektor-sektor mana saja yang akan menjadi pemenang di tengah pandemi,” ujar pemilik yayasan Inotek Sandiaga Uno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/10).

Sandiaga mengatakan, lewat program yang digagasnya ini, para technopreneur akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk menciptakan usaha kecil dan menengah (UMKM) sehingga tercipta lapangan kerja.

“Jadi saya akan mengingatkan kepada para seribu technopreneur ini tak hanya menjadi yang pertama tetapi menjadi yang terbaik. Bahwa mereka ada pendampingannya di sini beda dengan program-program yang lain. Di sini pelatihan, pendampingan, kami saling berpegang tangan,” jelasnya.

Tak hanya itu, mereka juga akan didorong untuk melihat peluang sektor-sektor mana saja yang di tengah pandemi ini yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.

“Jadi kita ngelihat bahwa ada sektor kesehatan, sektor pangan, sektor konsumsi. UMKM di sektor-sektor pemenang ini yang harus kita lebih geliatkan dan dinaik kelaskan agar lebih banyak lagi lapangan kerja yang berkualitas. 97 persen lapangan pekerjaan itu dikontribusikan oleh UMKM. Jadi sektor UMKM ini juga kita harus bangkitkan, kita naik kelaskan,” katanya.

Baca Juga  Petisi Presiden dan DPR RI Bentuk Tim Pencari Fakta Penembakan 6 Laskar FPI Bermunculan

Terkait anggaran, mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini memastikan pihaknya akan mengukur terlebih dahulu selama enam bulan ke depan akibat dampak dari pandemi ini.

“Karena kita ingin berangkat dari satu pendekatan bukan besar-besarkan anggaran tapi akan berbicara tentang dampaknya. Dampak ini akan kita ukur dan kalau misalnya ini program bagus, karena kita ikut merangkul sektor swasta, merangkul NGO, dan merangkul banyak sekali organisasi. Jadi besaran anggaran ini tentunya nanti akan menyesuaikan. Tentunya semakin efektif, semakin berdampak dan semakin baik,” urainya.

Kendati demikian, politisi Partai Gerindra ini mengingatkan bahwa membangun lapangan kerja bukan berarti soal besar-besaran anggaran tapi juga menggunakan velositas. Velositas ini yang harus dilakukan dari sekarang dan kecepatan di tengah pandemik.

“Ini tentang optimisme, ini tentang bagaimana kita membangun satu semangat positif, membangun optimisme. Dan saya yakin di tengah tengah pandemi ini hal-hal baik tidak datang kepada mereka yang menunggu tapi yang bekerja langsung, bergerak dan melihat peluang,” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan