Debat Panas! Haris Azhar vs Ganjar Pranowo soal Pelajar Ikut Demonstrasi

Ganjar vs Haris Azhar soal demo pelajar. (Foto: YouTube/Najwa Shihab)

IDTODAY NEWS – Demonstrasi tolak Omnibus Law Cipta Kerja beberapa waktu lalu menjadi pokok bahasan dalam program acara Mata Najwa.

Najwa Shihab sebagai empunya program tersebut menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Direktur Lokataru Haris Azhar.

Saat ditanya soal pelajar yang ikut demonstrasi, Ganjar membeberkan alasan anak-anak tersebut mau turun ke jalan.

“Pelajar hanya iseng. Hampir semua sama jawabannya. Tapi ada orangtua wali murid yang mengatakan dapat grup WA. Maka kemudian mereka tergerak lewat grup WA ini,” terang Ganjar dikutip Suara.com, Kamis (05/11/2020).

Ganjar sebagai kepala daerah yang resah karena pelajar ikutan demo mengaku ingin melindungi anak-anak tersebut.

Baginya, anak-anak harus dilindungi agar tidak masuk ke dalam kondisi yang relatif bahaya.

“Kalau ada anak-anak di situ kan bisa jadi korban,” imbuh Ganjar.

Ganjar menyoroti informasi dari seluruh Indonesia bahwa demonstrasi tersebut polanya mirip yang pada intinya merobohkan pagar.

Soal cara mengidentifikasi demonstran, Ganjar mengaku tidak memiliki skill intelejen sehingga ia hanya menilai dari pola demonya.

“Gampang saja, saya membaca bahwa di situ kemudian ada pilok pertama, terus kemudian ada lempar lampu, terus mecahin batu bata, maka pada saat itu ini pasti sudah skenario ricuh, begitu saja,” terangnya.

Baca Juga  Hari Terakhir di KPK, Febri Diansyah Dapat Candaan: Nggak Nyesel Mobil Dinas?

Pemaparan Ganjar tersebut mendapat bantahan dari Haris Azhar yang menilai seharusnya pelajar diberi ruang untuk melakukan demonstrasi.

“Saya mau bilang, anak remaja punya hak. Greta yang memimpin gerakan climate change, yang sampai dia pidato di depan PBB, tapi dia juga pakai celana pendek muter di mana-mana, itu juga anak kecil,” tegas Haris.

Haris menambahkan, Indonesia sudah menandatangani konvensi hak anak. Oleh karena itu, penandatanganan tersebut bisa jadi rujukan untuk menyusun peraturan perundang-undangan untuk melindungi anak-anak.

Baca Juga  Guru Besar UGM: Omnibus Law Tak Penuhi Syarat Pembentukan UU

Soal pilok memilok para demonstran, tambah Haris, hal itu bukanlah sebuah kejahatan melainkan pelanggaran umum.

“Jadi menuduh anak-anak melakukan kejahatan, dituduh anarko, berbagi WA, memangnya berbagi Wa apa yang salah?” ujarnya lagi.

Hingga artikel ini diturunkan, video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab tersebut telah mendapat beragam tanggapan dari warganet.

“Intimidasi sesungguhnya, mendatangi anak-anak SMA yang ketangkap karena bersuara tentang ketidakadilan. Seakan-akan memberikan warning kalo kalian kritik, akan kita bungkam,” kata akun Akmal

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan