Demo Tolak Omnibus Law, Surabaya Lumpuh Hingga Mencekam

Massa pendemo tolak omnibus law (Foto: Faiq Azmi)

IDTODAY NEWS – Kota Pahlawan hari ini lumpuh. Puluhan ribu orang dari elemen buruh, mahasiswa hingga pelajar berkumpul melakukan aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law.

Sejak pagi massa telah berkumpul di Bundaran Waru. Ada sejumlah massa yang berboncengan menaiki motor hingga ada yang naik di mobil komando sembari membawa toa.

Tak hanya itu, para buruh dari sejumlah perusahaan di kawasan SIER juga berangkat bersama dan berkumpul di Bundaran Waru. Terlihat, mereka membawa bendera serikat buruh hingga bendera merah putih. Tak lupa, para buruh juga mengenakan masker.

Sebelum berangkat ke Bundaran Waru, para buruh juga saling menjemput rekannya yang bekerja di perusahaan lain. Ada sejumlah perwakilan buruh dari setiap perusahaan yang disiapkan ikut aksi.

Untuk mengamankan aksi ini, polisi menyiapkan massa sebanyak 4.360 personel gabungan. Personel gabungan ini disebar di sejumlah titik-titik penting.

“Ada 4.360 personel gabungan ada dari kepolisian Polrestabes Surabaya, Polda Jatim, kemudian TNI AD, marinir dan Linmas Kota Surabaya juga,” kata Kabag Humas Polrestabes Surabaya AKP M Akhyar kepada detikcom di Surabaya, Kamis (8/10/2020).

Tak hanya buruh, para mahasiswa juga terlihat berkumpul di Bundaran Waru. Sejumlah mahasiswa dari beragam Universitas di Surabaya ikut turun ke jalan. Polisi pun mengarahkan massa untuk berhenti di frontage road agar kemacetan tak mengular.

Dalam perjalanan menuju titik kumpul di Bundaran Waru, massa terlihat mencopoti dan mematahkan bambu bendera PDI Perjuangan yang terpasang di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan frontage road. Puluhan bendera tersebut dibiarkan berserakan di pinggir jalan.

“Memang sengaja kami copot. Ya mereka kan juga salah satu yang mengesahkan omnibus law. Tapi ada juga yang dicopot untuk diambil bambunya saja,” kata salah satu mahasiswa, Iqbal.

Sekitar pukul 13.00 WIB, massa buruh mulai bergerak. Sesampainya di Jalan Ahmad Yani Surabaya, massa mulai berhenti dan memblokade jalan. Ribuan orang memblokade jalan dengan berjalan kaki dan menuntun sepeda motornya. Beberapa orang tampak berorasi di atas kendaraan bak terbuka.

Tak berselang lama, massa kembali bergerak menuju titik demonstrasi di Gedung Negara Grahadi, Kantor DPRD Jawa Timur hingga Kantor Gubernur Jatim. Massa mulai melajukan kendaraannya sembari terus membunyikan klakson dan menyalakan knalpot brong, massa juga mendapat pengawalan dari polisi.

Baca Juga  Perusahaan Bandel Harus Disanksi Tegas, Tapi Tolong Rakyat Dikasih Makan

Sementara pantauan di Gedung Negara Grahadi, ada sejumlah massa pelajar, mahasiswa, buruh hingga anak-anak kecil yang sudah berkumpul. Massa sempat menyalakan flare dan petasan di depan Grahadi.

“Tolak omnibus law. Kami bersama buruh. Mahasiswa juga akan menjadi pekerja besok. Kalau negoro sakkarepe dewe, awak dewe demo (Kalau negara semaunya sendiri, kami demo,” teriak salah satu mahasiswa.

Setelah menyalakan flare dan petasan, massa yang berasal dari elemen mahasiswa bergeser menuju ke Balai Kota Surabaya yang tak jauh dari Gedung Negara Grahadi. Ribuan mahasiswa pun mengepung Balai Kota Surabaya dan Rumah Dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Massa itu berasal dari aliansi pelajar hingga mahasiswa di salah satu universitas di Surabaya.

Tak berselang lama, sejumlah massa dari pelajar SMA sempat ricuh di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya hingga menjebol pagar. Massa dari anak SMA ini tiba-tiba menuju ke tengah dan menarik kawat berduri yang telah dipasang petugas keamanan.

Lalu mereka serentak mendorong pagar hingga roboh. Aksi mereka belum selesai sampai di situ. Mereka juga melempar apa saja yang ada ke arah Grahadi. Mereka melempar sandal, botol hingga petasan. Bahkan diduga, botol tersebut berisi air kencing dan air sungai.

Selain di Grahadi, kericuhan aksi juga terjadi di kantor Gubernur Jatim. Di sana, aksi demo diwarnai dengan dengan perusakan mobil polisi. Ada sejumlah remaja tiba-tiba melempari mobil polisi dengan batu kemudian merusaknya.

Pantauan detikcom, saat orator aksi sedang melakukan orasi, tiba-tiba sejumlah remaja berpakaian hitam dan juga ada yang bercelana abu-abu, menyalakan petasan. Kemudian mereka melempari mobil patwal polisi dengan batu. Tak puas melempari, mereka memukuli mobil dengan kayu, menaiki mobil itu dan kemudian menginjak-injaknya hingga bodi mobil penyok dan kacanya retak.

Polisi pun langsung bertindak dan mengejar mereka. Remaja tersebut mencoba melawan dengan terus melempar batu dan memukul dengan kayu. Selepas itu, massa remaja tersebut berlari kabur ke arah Jalan Pahlawan.

Tak hanya itu, ada pula sebuah mobil Jatanras milik Polda Jawa Timur yang digulingkan massa pendemo. Mobil itu berstiker ‘Team Jogo Suroboyo’. Usai menggulingkan, massa juga merusak mobil tersebut.

Baca Juga  Jokowi Bilang Herd Immunity Jakarta-Bali Terbentuk Agustus, Andi Arief: Pendapat Ahli Atau Klenik?

Tak berhenti di sini, suasana demonstrasi di Gedung Negara Grahadi tak kalah mencekam. Di sana, Massa semakin tak terkendali dengan melakukan sejumlah perusakan dan pelemparan. Massa yang tampil beringas itu terdiri dari kelompok mahasiswa dan pelajar.

Setelah merobohkan pagar Grahadi sebelah kanan, kini mereka juga merobohkan pagar sebelah kiri. Lalu mereka menyerang petugas dengan bom molotov, batu hingga petasan. Melihat massa yang semakin tak terkendali, petugas akhirnya menembakkan water canon.

Tak hanya ditembaki gas air mata, massa dari pelajar dan mahasiswa tersebut juga ditembak peluru karet oleh petugas kepolisian. Dari pantauan detikcom, sekitar 10 mahasiswa terkapar terkena gas air mata dan satu orang terkena serempetan peluru karet di bagian betis kiri.

Salah satu mahasiswa yang enggan disebut namanya mengaku dirinya terkena peluru karet saat berdiri di depan Gedung Negara Grahadi bersama rekan-rekannya.

“Iya tadi kena serempetan peluru karet,” kata seorang mahasiswa laki-laki tersebut.

Meski ditembaki gas air mata, massa tak kunjung kondusif dan tetap melempari petugas. Akhirnya, polisi tetap menghujani massa dengan gas air mata. Massa pun berlarian ke arah Jalan Yos Sudarso dan Alun-alun Kota Surabaya hingga ke arah Hotel Inna Simpang dan Panglima Sudirman.

Pendemo yang melarikan diri ke Jalan Yos Sudarso mengambil benda-benda yang mudah terbakar dan membakarnya di tengah jalan. Salah satunya mengambil tempat sampah dan meja-meja perkantoran yang ada di sekitar Yos Sudarso.

Massa makin beringas di kawasan Yos Sudarso saat polisi berusaha memukul mundur pendemo. Saling lempar batu dengan polisi pun tak terhindarkan. Bahkan kantor Bank Mega juga tak luput dari lemparan batu berukuran besar hingga kaca-kaca pecah.

Dari pantauan detikcom, dua karyawan IT stasiun televisi swasta yang berusaha menghalangi aksi anarkis itu juga tak luput dari pukulan dan amukan massa. Dua pria itu mengalami luka di kepala dan dievakuasi rekan-rekannya. Bahkan seorang pemuda bernama Wawan yang membeli makan terjebak dalam kerumunan massa yang melempar batu ke polisi.

Selama lebih 2 jam menguasai kawasan Yos Sudarso, akhirnya petugas kepolisian berhasil memukul mundur massa yang tak henti-hentinya melempar batu. Polisi membubarkan paksa massa dengan tembakan. Beberapa pendemo remaja yang melakukan pembakaran di tengah jalan berhasil ditangkap.

Baca Juga  Gubernur Anies Janji Teruskan Aspirasi, Bu Walikota Risma Malah Marah besar

Suasana jalanan Kota Surabaya kian mencekam. Sejumlah kantor memilih untuk mengunci rapat kantornya. Para petugas hanya berani mengintip dari jendela dan CCTV.

Kerusuhan ini juga terjadi sampai malam. Bahkan, jumlah mereka semakin bertambah. Massa terus menyerang polisi dengan lemparan batu, mereka juga membakar water barrier.

Mendapat lemparan tersebut, aparat kemudian memukul mundur dengan sejumlah tembakan gas air mata dan water cannon. Massa kemudian mundur dan menumpahkan dengan membakar lagi water barrier semakin banyak.

Kian malam, massa semakin beringas. Pos polisi di depan Tunjungan Plaza juga dibakar massa.

Akibat demonstrasi ini, detikcom mencatat sejumlah kerusakan di taman kota hingga fasilitas umum. Kerusakan ini terjadi di bagian luar hingga dalam Gedung Negara Grahadi Surabaya. Awalnya, massa merusak pagar bagian kanan Grahadi. Lalu, tak berselang lama, pagar bagian kiri Grahadi juga ikut dirobohkan.

Tak hanya itu, sejumlah massa juga sempat melempar bom molotov, batu hingga botol bekas air mineral. Akibatnya, lampu taman di dalam Grahadi juga ikut rusak.

Sementara di luar Grahadi juga ditemukan sejumlah kerusakan. Ada beberapa rambu lalu lintas yang rusak hingga tiangnya patah. Bahkan, lampu jalan di sekitar Taman Apsari juga patah dan tiangnya digunakan massa sebagai senjata untuk memukul saat bentrok.

Sebelumnya, polisi telah memasang kawat berduri di area Grahadi. Namun kawat ini dirusak sejumlah oknum. Selain kawat, tempat sampah yang berada di sekitar Grahadi juga tak lepas dari amukan massa.

Tak hanya itu, trotoar Kota Surabaya yang dipasangi bola-bola untuk menghalau kecelakaan juga tidak lepas dari amukan pendemo. Bola-bola tersebut juga dirusak dengan digelindingkan dari tempatnya dan dibakar.

Sementara untuk Taman Apsari juga menjadi korban bentrokan massa. Rerumputan dan bunga yang tertata rapi terlihat rusak akibat diinjak-injak. Di sebelah Taman Apsari, tepatnya pada penanda Kantor Pos dan Coffee Toffee ditemukan sejumlah kerusakan pula.

Tak hanya di Taman Apsari, massa juga bergeser ke area sekitar Balai Pemuda dan Alun-alun Surabaya. Di sana, massa terlihat menginjak-injak rumput hingga tanaman. Bangunan pun dilempari batu. Selain taman, sejumlah kantor juga dilempari massa dengan batu hingga kacanya pecah.

Sumber: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan