Detik-detik Pecahnya Kerusuhan di Monas, Berawal dari Kehadiran Massa Tanpa Identitas

Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda, Jakarta, Selasa (13/10/2020). Demonstrasi berakhir ricuh.(Foto: KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

IDTODAY NEWS – Aksi demonstransi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh massa PA 212 dan sejumlah ormas lain pada Selasa (13/10/2020) sore yang awalnya berjalan damai menjadi berakhir ricuh.

Massa demonstran terpecah menjadi dua bagian. Ada yang damai, dan ada yang menjadi provokator serta perusuh.

Sekitar pukul 15.38 WIB, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib. Dari mobil komando, orator berterima kasih atas partisipasi demo.

Massa kemudian balik kanan. Kemudian, ada beberapa orang massa anak muda yang tak diketahui identitasnya yang melemparkan botol air mineral.

Massa anak muda lain ikut melempar botol air mineral bahkan batu. Suasana mulai tak terkendali tetapi penyerangan ke polisi belum terjadi.

Pedemo anak muda mulai berteriak-teriak.

“Tugasmu mengayomi. Tugasmu mengayomi. Pak polisi, pak polisi,” teriak massa anak muda.

Massa anak muda merangsek ke bagian depan dekat kawat berduri dan polisi.

Petugas ormas sempat bantu

Petugas ormas dengan berseragam putih dan loreng sempat membantu mengamankan situasi. Beberapa petugas mengejar dan menangkap pedemo yang diduga sebagai provokator.

Aksi kejar-kejaran terjadi di beberapa titik dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Petugas ormas juga mencoba meminta massa pedemo pulang.

“Mendingan mundur Bang. Mundur. Kita yang kesalahan nanti,” ujar salah satu petugas ormas sambil menghalau massa.

Beberapa lain juga menghalau massa yang berada di dekat pintu selatan Monas. Aksi penangkapan pedemo anak muda juga terus dilakukan.

Namun, aksi penangkapan mendapat perlawanan dari pedemo anak muda. Mereka meminta untuk membebaskan teman-temannya.

“Jangan tangkep temen gw woy. Bebasin temen gw,” ujar salah satu pedemo.

Massa pedemo anak muda terpecah dua. Ada yang berteriak ke arah polisi, ada juga yang berteriak ke petugas ormas.

Baca Juga  Demo Terus Berlanjut, Haris Rusly: Gerakan Mahasiswa Mengkristal, Konsolidasi Dipusatkan Di Kampus-kampus

Petugas ormas yang berada di dekat kawat berduri berusaha bertahan menghalau massa. Namun, massa pedemo anak muda lalu merangsek maju dan petugas ormas mundur.

Lempar batu berbalas gas air mata

Massa pedemo anak muda kemudian ada di dua titik. Satu di dekat perbatasan kawat berduri dekat patung kuda, satu lagi di dekat area tanah dekat pagar Monas.

Massa meneriakkan yel-yel meminta turun Jokowi.

“Turun, turun, turun Jokowi. Turun Jokowi, sekarang juga,” teriak massa dengan bergemuruh.

Di sisi pagar, massa pedemo sudah mulai melempari polisi dengan batu. Polisi masih bertahan sambil meminta massa menahan diri dan pulang.

“Mundur-mundur kalian semua!” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto lewat pengeras suara dari mobil pengurai massa (Raisa) di Jalan Medan Merdeka Barat.

Awalnya Heru mengingatkan remaja-remaja di kawasan Bundaran Bank Indonesia atau kawasan dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha untuk pulang ke rumah masing-masing karena aksi penolakan UU Cipta Kerja sudah selesai.

“Aksi ini aksi damai teman-teman tadi melaksanakannya dengan baik dan yang lainnya juga begitu. Kita berjanji tadi tidak anarkis dan tidak rusuh. Ya silakan warga dan adik-adik aksi sudah selesai silakan kembali ke rumah masing-masing tanpa ada anarkisme,” ujar Heru.

Massa pedemo anak muda tersebut tak bisa dibendung meskipun polisi dan sejumlah anggota ormas yang mencoba menahan massa untuk tak melempar batu.

Massa di arah patung kuda masih belum anarkistis. Mereka kini menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

Beberapa menit kemudian, penyerangan meluas. Mereka semua ikut melempar batu ke arah polisi.

Polisi menangkap para demonstran saat ricuh demo di Jakarta, Selasa (12/10/2020)

Polisi menangkap para demonstran saat ricuh demo di Jakarta, Selasa (12/10/2020)(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Baca Juga  Fraksi Demokrat Kembali Gabung Panja Omnibus Law RUU Cipta Kerja

Wartawan di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) pun menjadi sasaran lemparan batu.

Mereka kemudian berpencar. Ada yang ke arah pintu Monas.

Di Pintu Monas, penyerangan dilakukan ke arah polisi yang berada di dalam Monas.

Polisi di dalam Monas kemudian keluar dengan kendaraan taktis dan motor. Mereka memukul mundur massa.

Massa terpecah. Ada yang ke arah Balai Kota, Budi Kemuliaan, dan MH Thamrin.

Mereka masih melakukan penyerangan. Polisi terus mengimbau massa untuk membubarkan diri.

Gas air mata terus ditembakkan ke arah massa. Massa terus bertahan sambil melakukan perlawanan.

Sementara itu, pedemo PA 212 sudah tak terlihat. Mereka ikut membubarkan diri di tengah aksi yang rusuh.

Di tiga titik, mereka masih melempari petugas

Polisi terus menyisir pedemo. Dengan kendaraan taktis dan polisi lengkap dengan pelindung mendorong massa mundur.

Di Jalan Sabang, kendaraan taktis masuk hingga ke perempatan Jalan Wahid Hasyim.

Konsentrasi massa mundur ke arah Jalan Jaksa.

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri, dan anggota TNI Yunus sempat terlihat untuk mendorong massa mundur.


Kerusuhan pecah di titik lain

Sisa-sisa massa kemudian membuat kerusuhan di beberapa titik seperti Tigu Tani.

Massa perusuh bentrok dengan kepolisian terjadi di sekitar Tugu Tani sekitar pukul 17.20 WIB.

Massa tampak berkumpul di Jalan Arief Rachman Hakim di dua arah.

Sementara anggota berkumpul di dekat Tugu Tani. Massa membakar berbagai barang di tengah jalan.

Pos polisi sementara dirubuhkan

Mereka juga melempar batu ke arah polisi.

Massa perusuh juga berkumpul di sekitar Kwitang. Mereka membakar berbagai barang di tengah jalan.

Baca Juga  Penusuk Syekh Ali Jaber Dianggap Gila, PAN: Polisi Jangan Sampai Terkecoh

Massa berkumpul di Jalan Kramat Kwitang, tepatnya di sekitar Taman Gunung Agung.

Mereka kemudian membakar berbagai barang berbahan plastik di tengah jalan sekitar pukul 17.40 WIB.

Hingga malam pukul 20.00 WIB, beberapa massa perusuh masih mencoba bertahan.

Di Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Kebon Sirih, massa membakar fasilitas umum seperti water barrier dan tong sampah.

Massa berkerumun di persimpangan jalan dan melakukan long march ke arah Tanah Abang, Jalan KH Mas Mansur, Thamrin City dan mencoba ke Bundaran Hotel Indonesia.

Di dekat Plaza Indonesia, sekitar pukul 21.10 WIB, massa dihalau oleh anggota Marinir.

Tangkap massa

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan pihaknya telah mengamankan sebanyak 500 massa yang berasal dari berbagai wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa sore pukul 16.45 WIB.

“Ada sekitar 500 orang ditangkap termasuk anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar bukan malah ikut aksi,” ujar Nana ditemui di dekat Halte Bundaran Bank Indonesia, Selasa (13/10/2020).

Nana mengatakan hal itu karena aksi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Bundaran Bank Indonesia berakhir ricuh akibat adanya massa perusuh dan didominasi oleh remaja.

Nana mengatakan usai massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4000 massa membubarkan diri dengan tertib pada pukul 16.00 WIB.

Kemudian malah ada massa perusuh yang melempari batu ke arah petugas keamanan.

“Anak-anak anarko, inilah bermain ada sekitar enam ratusan, mereka berupaya provokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing, namun mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan,” ujar Nana.

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan