IDTODAY NEWS – Lurah Benda Baru, Saidun, yang melempar isu Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) di tengah Pilkada Tangsel sontak menjadi perhatian masyarakat.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintahan Kota (Pemkot) Tangsel, sikap Saidun tersebut dinilai dapat memecah belah kerukunan umat beragama di Tangsel.
Lurah Saidun kemudian dimintai menjelaskan duduk persoalan hingga ia bisa menyampaikan pesan seperti itu di hadapan para anggota DRPD Tangsel di ruang aspirasi, Kamis (8/10).
Di hadapan pimpinan rapat pertemuan, Lurah Saidun berkilah jika pesan tersebut tidak mutlak darinya. Dan, Lurah Saidun dengan tegas mengatakan tidak akan menjawab.
“Dari awal saya kaget ada WhatsApp ataupun telepon dari beberapa teman terkait apa yang beredar. Begitu juga saya terima kasih kepada pimpinan rapat yang sudah mengingatkan untuk mengkonfirmasikan apakah benar atau tidak? Dan mohon maaf tidak saya jawab. Karena kenapa, saya tidak tahu jelas yang sebenarnya itu persoalannya,” jelas Lurah Saidun di Ruang Aspirasi.
Bahkan, Lurah Saidun sempat mengatakan, jika isu SARA yang tertera pada potongan gambar di aplikasi WA hanyalah sebuah candaan yang sudah terjadi 2-3 bulan yang lalu.
“Hari ini akan ada penjelasannya, pertama kali saya dikatakan tidak memiliki rasa nasionalisme dengan membaca berita dan saya kaget loh kenapa ini berita muncul. Sementara ini adalah konsumsi di talim kurang lebih 2-3 bulan lalu. Kalau tidak salah kita sempat ngaji di talim dengan hal-hal sambil mengaji sambil ada candaan seperti itu. Dan saya jawab apa adanya sesuai dengan pengajian tersebut. Dan bukan semata-mata ini mutlak dari saya,” ungkapnya.
Mendengar penjelasan Lurah Saidun, pimpinan rapat yakni anggota Komisi I DPRD Tangsel, Drajat Sumarsono dan anggota dewan yang hadir juga geram. Karena, sangat jelas pesan yang dikirim Saidun tersebut tertanggal pada 6 September 2020 pada pukul 08.52 WIB.
Setelah dicecar dan adanya bukti yang dimiliki, Lurah Saidun akhirnya mengakui jika hal itu terjadi pada 1 bulan lalu.
“Memang betul itu tulisan saya dan mohon maaf, seingat saya sudah buang data-data itu dan saya sadar karena akan ada efek ke depannya. Saya mohon maaf atas kekhilafan ini dan saya mohon maaf kalau ternyata itu satu bulan yang lalu kejadiannya,” ucap Saidun, dikutip Kantor Berita RMOLBanten.
Saat melakukan hal itu, Saidun mengakui bahwa ia tak melihat dirinya sebagai lurah atau pejabat di Kota Tangsel.
“Saya ketika majlis taklim itu tak bertugas, dan bertindak sebagai jamaah,” tutupnya.
Sumber: rmol.id