Diejek Prof Henry Subiakto, Begini Reaksi Rocky Gerung

Rocky Gerung vs Prof Henry Subiakto,(Foto: pojoksatu.id)

IDTODAY NEWS – Pengamat politik Rocky Gerung terlibat perdebatan panas dengan staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto saat tampil di program acara Dua Sisi TV One.

Keduanya berdebat terkait dana yang digelontorkan Kemkominfo kepada influencer sebesar Rp10,83 miliar.

Prof Henry menegaskan Kemkominfo tidak pernah membayar influencer. Ia menyebut dana Rp10,83 miliar digunakan untuk membiayai program digital literasi.

Program itu, kata Prof Henry dilaksanakan untuk melatih rakyat Indonesia menjadi influencer.

Prof Henry lantas mengejek Rocky Gerung. Ia menyebut Rocky Gerung selalu berimajinas berdasarkan teori yang sudah tidak laku di kampus.

Baca Juga  Hidayat PKS Minta Jokowi Batalkan Calling Visa Warga Israel, Ini Bagian dari Amanat Konstitusi

“Supaya orang seperti Rocky ini tahu fakta, karena dia hanya bicara secara imajinasi dan pakai teori yang kadang-kadang di kampus saya sudah ketinggalan zaman. Saya guru besar Universitas Airlangga,” ucap Prof Henry.

“Mudah-mudahan otakmu besar juga,” balas Rocky Gerung sambil tersenyum.

“Ya, minimal saya professor benaran, kalau Anda belum tentu,” jawab Prof Henry.

Rocky Gerung lantas menanyakan jabatan Henry di Kemkominfo. Henry kemudian menjawab bahwa dia staf ahli Menkominfo Bidang Hukum.

“Staf ahli bidang hukum, bukan petugas humas ya?,” sindir Rocky Gerung.

Baca Juga  Rocky Gerung: Habib Rizieq Punya Pengetahuan Sejarah Bangsa yang Lengkap

“Terus kenapa? Sekarang jabatanmu apa? Saya staf ahli bidang hukum, dulu saya staf ahli bidang komunikasi,” kata Henry.

Henry kemudian menjelaskan bahwa Kemkominfo tidak pernah menggunakan jasa influencer. Kemkominfo hanya melatih influencer.

“Jadi ada program itu melatih masyarakat, karena sekarang kita tahu masyarakat itu sudah menggunakan media sosial, dan banyak masyarakat yang kita coba untuk menjadi aktivis, kita dorong mereka menjadi influencer, maka program itu adalah program pendidikan masyarakat menjadi influencer,” ucap Henry.

Henry menjelaskan, program digital literasi ditangani oleh organisasi Siberkreasi yang diketuai oleh personel grup musik Project Pop, Yosi Mokalu.

“Ketua Siberkreasi Yosi Mokalu dari Project Pop, boleh dicek. Dia adalah ketua yang melatih yang namanya digital literasi kepada publik, kepada mahasiswa, kepada masyarakat, untuk dilatih gimana menjadi influencer karena iinfluencer itu rakyat,” tandas Prof Henry.

Selain program digital literasi, dana Rp10,83 miliar juga digunakan untuk membiaya artis yang membawa obor Asean Games tahun 2018.

“Asean Games itu ada yang namanya membawa obor Asean Games. Obor Asean Games itu dilakukan oleh para artis, itu ada biaya-biayanya,” tandas Prof Henry Subiakto.

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan