IDTODAY NEWS – Arief Poyuono mengakui, bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memang menjadi yang teratas dalam setiap hasil survei.

Menteri Pertahanan (Menhan) itu juga disebut memiliki elektabilitas paling tinggi diantara sederet nama-nama lainnya.

Akan tetapi, hasil survei itu justru malah tak dipercaya oleh kadernya sendiri.

Menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN ini, ada hitung-hitungan sendiri untuk meramalkan siapa yang akan menjadi presiden di 2024 mendatang.

Meski bebekal hasil survei capres yang selalu unggul, kata Arief Poyuono, Prabowo belum tentu bisa menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Demikian disampaikan mantan petinggi Partai Gerindra itu dalam Ngobrol Bareng Bang Ruslan bertajuk ‘Capres Harapan 2024’ yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga  Demo Terus Berlanjut, Haris Rusly: Gerakan Mahasiswa Mengkristal, Konsolidasi Dipusatkan Di Kampus-kampus

“Mau apapun Prabowo, misalnya beli partai-partai yang besar-besar dan lawan orang dari Jawa yang biasa saja, kalah. Jadi belum tentu,” ujarnya.

Hal lain yang menjadi penentu adalah, sambungnya, garis hidup yang sudah digariskan oleh pemilih alam semesta.

“Dan memang faktor Tuhan dan faktor garis tangan, kayak Jokowi,” sambungnya.

Dalam meramal seorang calon pemimpin, tuturnya, bisa diketahui dengan menggunakan cara meramal budaya Tionghoa.

Arief menjelaskan, ada salah satu tekni meramal yang dikenal dengan membaca berat tulang.

Arief lalu mengaku sudah membaca berat tulang tiga tokoh nasional.

Baca Juga: Bantu Korban Bencana, Rolls Royce hingga Emas Batangan Mau Dilelang Risma

Baca Juga  PKS: Wajar Jokowi Kecewa Karena Penanganan Covid-19 Cenderung Politis

Tokoh dimaksud yakni Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto.

Meramal dengan membaca berat tulang, jelasnya, diantaranya melihat seseorang berdasarkan tanggal dan jam kelahirannya.

“Saya melihat Jokowi ini dari berat tulang, dari metafisik China, Jokowi seorang raja, SBY raja, Prabowo bukan. Dari wetonnya kita bisa lihat,” ungkapnya.

Ia juga meyakini bahwa sosok presiden di 2024 mendatang adalah orang yang tidak lahir di Jakarta, tapi di tanah Jawab.

Yang dimaksud Arief Poyuono adalah Jawa Tengah, Yogyakarta atau Jaw Timur.

“Kalau yang lainnya enggak usah,” tegasnya.

Sementara, berdasarkan hitungan ‘ilmu Jawa’, sosok calon pemimpin penerus tongkat estafet dari tangan Jokowi, kata Aref, adalah orang asli Jawa.

Baca Juga  Sikapi Situasi Terkini, Jusuf Kalla Cemas Indonesia Kembali ke Demokrasi Jalanan

Arief kemudian lebih memspesifik ramalan tersebut.

Yakni, orang yang lahir di tanah Jawa tapi plasenta atau ari-ari (istilah Jawa) dikubur di suatu tempat di wilayah Jawa Tengah atau Jawa Timur.

“Jadi ari-arinya harus ditanam di pulau Jawa. Yaitu Jawa Tengah, Jawa timur. Di lereng Gunung Merbabu dan Gunung Lawu dan Gunung Slamet,” tuturnya.

Arief pun mengutarakan keyakinannya bahwa hitung-hitungan itu kecil kemungkinan meleset.

“Makanya boleh dicek, itu faktor satu dua yang menentukan. Yaitu faktor Tuhan dan garis tangan,” tandasnya.

Baca Juga: Prabowo Moncer Gerindra Merosot, Pengamat: Wajar, Pemilih Pilpres Lebih Dekat Pada Tokoh Dibanding Parpol

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan