Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), prof Henri Subiakto dicap sebagai prof buzzer bayaran.
Tudingan itu muncul dari warganet yang mengomentari cuitan Prof Henri di akun Twitter pribadinya, @henrysubiakto.
“Kalau prof buzzer yg bangga selalu dibayarin itu namanya apa?,” kata pemilik akun @arfuun82.
Prof Henri malah menanggapi santai tudingan tersebut. Bukannya marah, prof Henri malah menyampaikan terima kasih kepada pemilik akun @arfuun82.
“Pemilik akun ini sangat baik dengan saya, tiap saya ngetwit dia nyumbang pahalanya ke saya, Alhamdulillah,” balas Henry, Senin (5/10).
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Hukum itu mengatakan, tuduhan dari warganet membuatnya semakin bersemangat untuk menyampaikan pandangannya di media sosial.
“Tuduhan-tuduhannya jadi energi positif yang menyemangati saya untuk bicara beda dengan orang seperti ini, sekaligus mengurangi dosa-dosa saya. Makasih ya,” katanya.
Henri mengatakan, orang yang dituduh atau difitnah akan mendapat transfer pahala dari orang yang menuduh atau memfitnahnya.
“Kalau kita dituduh atau difitnah, maka bersyukurlah. Secara spiritual berarti sedang dimulyakan si penuduh,” tulisnya.
“Orang menuduh itu sama dengan transfer pahala, kalau yang dituduh sabar dan ikhlas justru dapat kemulyaan. Pemimpin yang selalu dituduh dan difitnah justru banyak sukses dan dimulyakan Tuhan,” pungkas Prof Henri Subiakto.
Sumber: fajar.co.id