IDTODAY NEWS – Suara nyinyir netizen, yang dikenal sebagai ‘buzzer penguasa’, mengiringi penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI.

Buzzer penguasa ataupun ‘buzzeRp’, menggunakan isu penerapan PSBB itu untuk ‘menyerang’ Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Seperti biasa, anggota Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi mengecam setiap kebijakan Anies Baswedan. Di akun Twitter @TeddyGusnaidi, Teddy menyatakan jika Anies bekerja maka Jakarta akan hancur.

“Kan gue udah bilang, kalau Anies bekerja, maka hancur Jakarta, jangan biarkan dia bekerja, suruh tidur aja. Tapi apakah kepala daerah lain lebih baik dari Anies khususnya soal covid? Ternyata mereka gak mampu melaksanakan aturan dengan tegas. Ya mending suruh tidur aja kayak Anies,” tulis @TeddyGusnaidi, dengan menyertakan capture berita negatif soal PSBB DKI.

Pengamat politik Umar Hasibuan menyesalkan para buzzer yang terus menyerang Anies. Tiap hari yang diserang @aniesbaswedan mulu gak capek apa? Padahal pusat pandemi juga ada di Jateng dan Jatim,” tegas Umar di akun Twitter @umar_hasibuan75.

Tak hanya itu, Umar juga meminta buzzerp untuk mencermati aturan yang diberlakukan semasa PSBB DKI.

“Jika mau baca aturan yang diberlakukan semasa PSBB isinya semua bagus dan gak ada yang memberatkan. Mana aturan PSBB ini yang aneh? Gak ada kan? Wahai buzzerp pakai otak dengan benar. Keep moving @aniesbaswedan,” sambung @umar_hasibuan75, dengan menyertakan foto aturan PSBB DKI.

Baca Juga  Putra DN Aidit Tantang Gatot Bikin Partai: Pengecut Banget, Mau Disebut Hebat tapi Bertarung Enggak Mau

Jika buzzerp terus menyerang Anies, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo justru memuji Anies Baswedan.

“Kami memberikan apresiasi kepada Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan yang telah bijaksana memilih opsi tetap kesehatan tetapi juga mempertimbangkan masyarakat yang memang memerlukan aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Doni dalam talkshow yang disiarkan Youtube BNPB (13/09).

Doni juga mendukung data yang disampaikan Anies soal tren perkembangan grafik bed occupancy ratio atau kapasitas tempat tidur di 67 rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta.

Yang pasti, Doni menegaskan bahwa pihaknya selalu menjaga hubungan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Bahkan, Doni menyebut keputusan Anies soal penanganan Covid-19 ialah hasil koordinasi bersama.

Baca Juga  Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Jakarta Meningkat, Anies: Tanda Bahaya bagi Semuanya

Sebelum menerapkan PSBB, kata Doni, Anies selalu berkonsultasi dengan Pemerintah Pusat, dalam hal ini dengan Satgas Penanganan Covid-19 termasuk Kementerian/Lembaga terkait lainnya.

Aktivis politik Iyut VB menegaskan, dengan penegasan Doni Monardo itu, isu Anies tidak berkoordinasi dengan pemerintah pusat adalah hoax.

“…Borok-borok rezim dan para buzzernya semakin nampak. Bahwa Anies tidak koordinasi dengan pusat itu adalah hoax. Doni Monardo ini kan jelas-jelas otoritas yang ditunjuk mewakili pusat. Hebat dan salut buat Jendral Doni Monardo tidak mau ikut-ikut sebar hoax,” tulis Iyut di akun @kafiradikalis.

Sumber: itoday

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan