Kategori
Politik

Eep Saefulloh: Saya Prihatin Konstitusi Dilecehkan, Aparat Membabi Buta

IDTODAY NEWS – Pengamat politik Eep Saefulloh Fatah mengaku prihatin lantaran konstitusi sering dilecehkan oleh aparat yang membabi buta.

“Sebagai warga negara, saya prihatin bahwa konstitusi masih suka dilecehkan, bahkan oleh aturan-aturan di bawahnya, bahkan oleh aparatur yang membabi buta, menjalankan peranan politisasi dirinya, menjadi instrumen dari kekuasaan,” cetus Eep dalam program acara ILC TvOne, Selasa (18/8).

Direktur Eksekutif Polmark Indonesia itu menyoroti kebebasan berbicara yang dijamin konstitusi, tetapi hanya ditegakkan untuk orang-orang yang berada di luar kekuasaan.

Orang-orang yang dekat dengan kekuasaan dan pemodal, sangat sulit tersentuh hukum, meskipun sering melakukan pelanggaran.

“Saya banyak menyaksikan orang-orang bersuara kritis lantang menyerang orang lain, menyerang kelompok lain, menyerang seseorang, tetapi yang bersangkutan dekat dengan kekuasaan, atau diback-up oleh pemodal, atau pemodal yang bersama-sama dengan kekuasaan, dan hukum tidak bisa menjamahnya,” ucap Eep.

Sebaliknya, orang-orang yang tidak dekat dengan kekuasaan dan pemodal, sangat gampang menjadi korban politisasi hukum.

“Betapa banyak warga negara yang bersuara kritis, yang menyampaikan pandangan pribadinya sebagai warga negara yang dijamin haknya oleh konstitusi, tetapi tidak ada di dekat kekuasaan, tidak ada di dekat pemodal, dan mereka dengan gampang menjadi korban hukum yang dipolitisasi,” kata Eep.

Pada kesempatan itu, Eep sengaja mengenakan masker bertuliskan ‘Bebaskan JRX’. Jerinx adalah drummer Superman Is Dead (SID) yang dipenjara karena menyebut ‘IDI Kacung WHO’.

“Saya malam ini menggunakan masker ini bukan untuk genit-genitan atau gagah-gagahan. Menurut saya, saya harus menyatakan sikap saya sebagai warga negara untuk membela konstitusi, bukan untuk membela Jerinx, bukan untuk membela kawan saya atau orang yang terkenal,” kata Eep.

“Yang ingin saya tegaskan adalah betapa tidak adil hukum bekerja untuk orang dari kelompok yang berbeda,” tegas Eep.

Menurut Eep, jika ketidakadilan hukum tidak segera diluruskan, maka akan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat kemajuan Indonesia.

“Jerinx SID hanya satu kasus. Yang terpenting bukan Jerinx-nya, yang terpenting adalah konstitusi harus dibela,” katanya.

“Kebebasan berbicara harus kembali ditegakkan. Jangan sampai orang bersuara kritis dan ketakutan dikarenakan aparat dan hukum menjadi instrumen untuk membungkam orang yang berbeda,” pungkas Eep Saefulloh.

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *