Efendi Gazali: Orang Minang itu Pandai Bersilat, Pantang Menjilat

Pakar Komunikasi Effendi Gazali (Foto: harianhaluan.com)

IDTODAY NEWS – Pakar Komunikasi Prof. Effendi Gazali mengatakan polemik ucapan Puan Maharani yang mengatakan ‘Semoga Sumbar Menjadi Negara Pancasila’, tidak harus diselesaikan dengan meminta maaf tapi bisa dengan cara lain seperti makan bajamba.

“Ayo, ajaklah mba Puan ke Sumatra Barat untuk makan bajamba, kemudian bicara dari hati ke hati,” kata Effendi Gazali saat berbicara pada acara Indonesia Lawyers Club TV One, Selasa (8/9/2020) dengan tema “Sumbar Belum Pancasilais?”.

Baca Juga  Bawaslu Jabar Tindak 150 Pelanggaran Pilkada, Terbanyak Kabupaten Bandung

Effendi menilai, ucapan Puan tentang Sumbar tidak Pancasilais dimanfaatkan dengan sangat baik oleh kelompok tertentu. Bagaikan mendapat durian runtuh kemudian isu ini menjadi trending. Dan menariknya, ucapan Puan ini tidak bisa dilepaskan dari pilkada serentak yang juga diikuti Sumatra Barat. Effendi tidak menjelaskan secara gamblang, tapi menggambarkan secara tersirat.

“Kalau isu ini tidak muncul, saya yakin SK dari PDI-P ini tidak dikembalikan. Karena tidak ada alasan untuk mengembalikan,”katanya.

Ia juga sangat menyayangkan kata yang terlontar oleh Puan Maharani, “Semoga Sumbar menjadi provinsi yang mendukung Negara Pancasila”. Padahal jika diubah menjadi, “Semoga Sumbar menjadi provinsi yang makin mantap mendukung negara Pancasila”, ia yakin orang Minang tidak akan bergejolak seperti saat ini.

Pada kesempatan itu ia menyarankan Puan Maharani meminta maaf, tapi jika pun cara itu dirasa tidak bisa dilakukan, maka ada cara lain, yakni dengan cara makan bajamba. Sebuah tradisi makan bersama, kemudian dilanjutkan dengan bicara dari hati ke hati.

Baca Juga  Moeldoko soal Demokrat: Saya Diam, Jangan Menekan-nekan

Menurut Effendi, terlepas dari apapun yang dibicarakan di ILC ini, tapi ada dua pepatah Minang yang harus dipahami “kita jangan hanya pandai menjadi orang yang pandai bainduak samang”. Artinya apapun itu dibenarkan dengan segala cara. Karena Orang Minang itu ‘pandai basilek tapi indak pandai manjilek’.

Sumber: harianhaluan.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan