IDTODAY NEWS – Turki harus menargetkan produk bernilai tambah tinggi untuk meningkatkan ekspornya, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Jumat.

Dalam konferensi video selama program Pekan Inovasi Turki yang kedelapan, Presiden Erdogan menekankan bahwa dirinya tak puas dengan nilai ekspor per kilogram sebesar USD1,20 atau USD1,30 jika dibandingkan dengan populasi, pengetahuan, dan pengalaman negara itu.

Meski angka ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2001, namun itu seharusnya tidak dianggap cukup, sebut Erdogan.

“Pertama, kita perlu melewati ambang angka USD2 dan bergerak menuju USD3,” tutur dia, mengutip industri pertahanan negaranya, yang menghasilkan USD62 per kilogram dalam ekspor.

Ekonomi Turki, yang menyusut pada kuartal kedua tahun ini karena pandemi virus korona, tumbuh 6,7 persen pada kuartal ketiga dengan pemulihan yang kuat.

“Dengan angka ini, kami menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia,” ujar dia.

Selama pandemi, tambah Erdogan, perusahaan Turki telah membedakan diri mereka dengan produk berkualitas, harga bersaing, dan yang terpenting, keandalannya.

“Perusahaan internasional mencari cara untuk menciptakan alternatif jaringan produksi berpusat di Asia […] Turki telah menjadi salah satu negara paling populer dengan industri, kapasitas produksinya, harga bersaing, tenaga kerja yang berkualitas, lokasi geografis dan kesehatan serta infrastruktur transportasi yang kuat,” sebut dia.

Baca Juga  Ahok Blak-blakan soal Gaji dan Bonus di Pertamina

Erdogan mencatat bahwa tingkat pemanfaatan kapasitas industri manufaktur negara itu telah meningkat menjadi 75,4 persen pada Oktober dan 75,8 persen pada November.

“Ekspor kita terealisasi pada kisaran USD16-17 miliar pada Oktober dan November. Semua perkembangan ini menunjukkan bahwa kita akan mengakhiri tahun 2020 dengan pertumbuhan positif sesuai ekspektasi kita,” ujar dia.

Terlepas dari kondisi pandemi, ekspor Turki dari Januari hingga November berjumlah USD152 miliar, tambah Erdogan.

Baca Juga  Erdogan Kembali Ubah Gereja Kuno Jadi Masjid, Yunani: Ini Provokasi!

“Saya mengucapkan selamat kepada semua institusi kami, eksportir dan pengusaha yang memiliki andil dalam kesuksesan ini,” tutur dia.

Erdogan mengatakan bahwa selain krisis kesehatan, pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada setiap aspek kehidupan, mulai dari ekonomi hingga hubungan manusia dan keamanan.

“Pandemi ini telah memperburuk beban negara-negara terbelakang dan berkembang. Selama periodei pandemi, kami melihat proteksionisme menyebar, hambatan bea cukai meningkat, dan kecenderungan introversi meningkat,” tukas dia.

Baca Juga: Haedar Nashir: Berhentilah Merumitkan Urusan Keagamaan

Sumber: republika.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan