Erdogan Umumkan Turki Temukan Gas Alam Terbesar di Laut Hitam

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di Istanbul, Turki, 21 Agustus 2020. (Foto: Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS)

Tetapi setelah menyatakan kesepakatan Yunani-Mesir batal demi hukum, Turki mengizinkan kapal penelitian Oruc Reis untuk melanjutkan aktivitasnya di perairan Mediterania.

Kapal tersebut akan melanjutkan misi dua minggu hingga 23 Agustus bersama dengan kapal Cengiz Han dan Ataman.

Penemuan gas alam utama Turki di Laut Hitam diharapkan memainkan peran penting dalam menurunkan pengeluaran impor gas tahunan negara sebesar US$ 12 miliar (Rp 177,2 triliun) dan membantu meringankan defisit neraca berjalan yang telah mendorong lira ke rekor terendah terhadap dolar AS.

“Kami akan menghapus defisit transaksi berjalan dari agenda negara kami,” kata Menteri Keuangan Berat Albayrak, berbicara dari geladak kapal bor Fatih.

Banyak pejabat dan analis telah memperingatkan bahwa dibutuhkan waktu hingga satu dekade bagi Turki untuk mengoperasikan gas dari Laut Hitam yang ditemukan, dan akan membutuhkan investasi miliaran dolar untuk membangun infrastruktur untuk produksi dan pasokan.

Tetapi Sohbet Karbuz, direktur hidrokarbon di Observatorium Mediterania untuk Energi yang berbasis di Paris, mengatakan Turki dapat bergerak maju dengan cepat dengan keputusan investasi.

Baca Juga  Unjuk Taring, Erdogan Jamu Petinggi Hamas Yang Jadi Buronan AS

“Prosesnya akan berjalan sangat cepat, dari segi pembiayaan, waktu dan prosedur. Bantuan mungkin akan dibutuhkan dari perusahaan asing dari segi teknis dan teknologi, tapi saya melihat 2023 sebagai target yang masuk akal,” kata Karbuz.

Dalam wawancara nanti dengan TRT Haber, Menteri Energi Turki Donmez mengatakan eksplorasi gas di lapangan akan ditangani oleh perusahaan milik negara.

Sumber Turki mengatakan kepada Reuters pada Kamis bahwa penemuan itu mengandung cadangan gas yang diharapkan sebesar 800 miliar meter kubik.

Selain Laut Hitam, Turki telah mengeksplorasi hidrokarbon di Mediterania, di mana operasi survei di perairan yang disengketakan telah menarik protes dari Yunani dan Siprus. Kapal perang Yunani dan Turki yang membuntuti kapal survei Turki bertabrakan di sana minggu lalu.

Sumber: tempo.co

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan