Evaluasi Satgas Covid-19 terhadap PPKM Tahap I

Anggota Unit Satwa K9 Polda Bali melakukan patroli pada masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Rabu (27/1/2021). Pemerintah Provinsi Bali memperketat PPKM jilid 2 dengan memajukan pembatasan jam operasional dari pukul 21.00 WITA menjadi pukul 20.00 WITA mulai Selasa (26/1/2021) hingga Senin (8/2/2021) mendatang. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp. (Nyoman Hendra Wibowo)(Foto: kompas.com)

IDTODAY NEWS – Masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat ( PPKM) pertama selesai pada 25 Januari setelah dimulai pada 11 Januari 2021.

Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPKM. Satgas membandingkan perkembangan kasus Covid-19 dengan dua pekan sebelum penerapan PPKM.

Hasilnya, angka kesembuhan dan kematian Covid-19 terpantau menurun, sedangkan kasus aktifnya mengalami peningkatan.

PPKM diterapkan di 7 provinsi di 77 kabupaten/kota yang pelaksanaannya difokuskan di Jawa dan Bali.

PPKM diterapkan untuk menekan angka Covid-19 di Tanah Air yang saat ini sudah mencapai satu juta lebih kasus.

Kesembuhan Menurun

Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, dalam dua pekan PPKM di beberapa daerah, angka kesembuhan pasien Covid-19 mengalami penurunan.

Ia mengatakan, dalam perjalanan tahap pertama PPKM, ada 56 kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM dengan tren kesembuhan pasien Covid-19 menurun jika dibandingkan satu minggu sebelum penerapan PPKM.

“Tapi ada 21 kabupaten/kota yang meningkat dan yang 56 ini harus kita genjot,” kata Dewi dalam konferensi pers di BNPB, Rabu (27/1/2021).

Dewi mengatakan, tidak hanya di daerah yang menerapkan PPKM, di daerah yang tidak menerapkan PPKM pun tren angka kesembuhan menurun.

Di sisi lain, kasus aktif di Tanah Air terus meningkat.

Ia mencontohkan di Bali, penurunan angka kesembuhan pada daerah yang menerapkan PPKM lebih kecil dibandingkan dengan non-PPKM.

Hal yang sama juga terjadi di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim). Sementara itu, di Yogyakarta, angka kesembuhannya meningkat.

Kasus Aktif Meningkat

Dari hasil evaluasi Satgas selama dua pekan PPKM, jumlah kasus aktif Covid-19 meningkat.

Baca Juga  Airlangga: NU Punya Peran Penting Menghadapi Persoalan Bangsa

Kasus aktif yakni pasien Covid-19 yang masih dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi.

Kenaikan jumlah kasus aktif, kata Dewi, terlihat dari angka kesembuhan yang menurun.

“Perkembangan jumlah kasus aktif dilihat per pekan. Pekan terakhir ini trennya ternyata masih meningkat. Totalnya sekarang per tanggal 24 Januari sudah sekitar 126.000 dan penambahan dalam satu minggunya adalah 17.135. Ini dalam satu pekan terakhir,” kata Dewi.

Dewi menjelaskan, pekan lalu kenaikan tertinggi kasus aktif bertambah hingga 22.000. Sedangkan pada pekan sebelumnya, penambahan kasus aktif jumlahnya 17.000.

Menurut dia, jumlah penambahan tersebut merupakan posisi tertinggi kedua dibandingkan yang sudah terjadi dalam tiga hingga lima bulan ke belakang.

“Kasus aktif naik, penambahannya berkurang. Ini juga jadi catatan kenapa kondisi di nasional (naik), berarti secara umum masih meningkat,” ujar dia.

Dewi mengatakan, keseluruhan kasus aktif yang ada akan selalu berkaitan dengan angka kesembuhan.

Jika angka kesembuhan naik, kasus aktif dipastikan menurun.

“Tapi kalau angka kesembuhan turun seperti kita sekarang, kasus aktifnya sedang meningkat,” lanjut dia.

Menurun Dewi mencontohkan perkembangan kasus aktif di Bali, Jawa Barat, dan Banten.

Di wilayah tersebut, angka penurunan kesembuhan lebih rendah di daerah yang menerapkan PPKM dibanding daerah yang tidak menerapkan.

“Yogyakarta juga sama, tapi karena kesembuhannya naik, maka angka kasus aktifnya berhasil turun 1,4 persen,” ucap dia.

Kematian Menurun

Dewi menuturkan, selama PPKM di beberapa daerah, tren angka kematian Covid-19 juga secara umum menurun.

Penurunan itu terjadi secara umum di kabupaten/kota baik yang melaksanakan PPKM maupun yang tidak.

Baca Juga  Erick Thohir: Sebagai Pelayan Publik Tidak Boleh Lelah Melayani Rakyat

Ia mencontohkan, Yogyakarta yang angka kematiannya turun 0,06 persen dan DKI Jakarta turun 0,16 persen.

Dewi juga menyebut wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang tren angka kematiannya menurun.

Namun, kata dia, penurunan angka kematian di wilayah yang tidak melaksanakan PPKM lebih baik daripada yang melaksanakan.

“Dengan asumsi beban masalah, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, karena rumah sakit rujukan dipusatkan di wilayah perkotaan (yang menerapkan PPKM),” kata dia.

Dari data-data yang dikumpulkan selama PPKM, disimpulkan bahwa dari 77 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM, 54 di antaranya angka kematiannya sudah menurun.

“Ini hal yang baik, 54 kabupaten/kota sudah turun angka kematiannya. Trennya sama, baik yang PPKM maupun non PPKM. Kalau PPKM 54/77, non PPKM 36/50 ini sudah alami penurunan,” tutur Dewi.

Meskipun masih ada beberapa daerah yang angka kematian Covid-19 meningkat, kata dia, tetapi tren secara keseluruhan angkanya menurun selama penerapan PPKM.

Keterpakaian Tempat Tidur

Selama PPKM, keterpakaian tempat tidur di rumah sakit untuk pasien Covid-19 juga turut dipantau.

Setidaknya, terdapat 47 kabupaten atau kota dengan tingkat keterpakaian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 di atas 70 persen.

Jumlah tersebut berada di tujuh provinsi yang menerapkan PPKM, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakara, Jawa Timur dan Bali.

“Kita lihat ada pengereman, tapi ternyata dari target yang ditetapkan ini 47 dari 77 kabupaten/kota ini masih di atas 70 persen, sudah turun tapi masih belum cukup,” ujar Dewi.

Dewi menjelaskan, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam melihat keterpakaian tempat tidur di rumah sakit.

Baca Juga  Ferdinand Hutahaean Sebut Pipis Onta, Ketum KNPI: Bukan Subtansial, Malah Ngajak Ribut

Pertama, progres kenaikan atau penurunan dalam dua minggu pelaksanaan PPKM. Kedua, perlu dilihat apakah tingkat keterpakaian tempat tidur rumah sakit sudah di bawah 70 persen atau belum.

Sebab, angka 70 persen merupakan target yang telah ditetapkan dalam memantau keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.

Dewi mengatakan, pada daerah yang tidak melaksanakan PPKM juga terdapat penurunan tingkat keterpakaian tempat tidur RS.

Namun, ada pula daerah dengan tingkat keterpakaian tempat tidur di atas 70 persen, yakni sekitar 15 kabupaten/kota.

Pemantauan Protokol Kesehatan

Selain itu, pemantauan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di masyarakat juga mengalami peningkatan selama PPKM.

Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah orang yang ditegur selama penerapan PPKM, dibandingkan dengan dua pekan sebelum kebijakan itu diterapkan.

“Jumlah orang yang dipantau meningkat, jumlah orang yang ditegur naik jika dibandingkan dua pekan masa PPKM dengan 2 pekan sebelum PPKM,” kata Dewi.

Selama dua pekan sebelum PPKM, rata-rata orang yang ditegur karena tidak mematuhi protokol kesehatan hanya 42 persen. Bahkan, pada pekan kedua hanya sekitar 37 persen.

“Mungkin ini (saat PPKM), mulai dikencangkan operasinya di lapangan, sekarang jadi naik 60 persen, terakhir 88 persen ditegur,” kata dia.

Tingginya jumlah masyarakat yang ditegur saat PPKM, sebut Dewi, diduga lantaran adanya peningkatan personel yang dikerahkan untuk melakukan pemantauan.

Ia menambahkan, ada korelasi antara peningkatan penegakan disiplin dengan jumlah pemantauan yang meningkat.

Baca Juga: DPR Semprot Sandiaga Uno: Menteri yang Satu Ini Rajin Sekali Bermedsos

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan