IDTODAY NEWS – Isu reshuffle kabinet berhembus kencang pada Agustus ini. Bahkan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut dari informasi yang diterimanya setidaknya ada 11 hingga 18 menteri anggota kabinet akan digeser dan diganti.
Namun hal itu dibantah oleh Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman. “Tidak adareshuffle,” katanya, Jumat (21/8/2020).
Dia mengatakan bahwa saat ini para menteri tengah fokus dalam penanganan COVID-19. “Semua menteri fokus dan bekerja keras menghadapi COVID-19 serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional,” katanya.
Sebelumnya juga sempat beredar kabar bahwa para menteri dilarang keluar kota. Banyak yang menduga hal ini berkaitan dengan reshuffle kabinet. Namun kabar itu dibantah oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara. Saat dikonfirmasi mengenai kabar larangan ke luar kota, Juliari menyebut tak ada. Dia malah balik bertanya darimana info tersebut berasal.
“Saya sampai dengan sekarang belum terima perintah tersebut,” kata Juliari.
Perlu diketahui bantahan adanya reshuffle sebelumnya juga dilontarkan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada awal Juli lalu. Pratikno menjawab bahwa setelah ada teguran Presiden Joko Widodo (Jokowi) jajaran kabinet langsung bekerja keras. Hal ini dapat dilihat dari progres kerja kabinet.
Menurutnya, jika kinerja membaik, maka isu reshuffle kabinet menjadi tidak relevan. “Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. Ini progres yang bagus. Jadi kalau progresnya bagus, ngapain di-reshuffle. Intinya begitu. Tentunya dengan progress yang bagus ini isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus,” ujarnya.(Baca juga: Isu Reshuffle Semakin Santer, Sandi Uno dan AHY Masuk Kabinet?)
Pratikno berharap bahwa kerja yang bagus ini dapat terus dipertahankan, sehingga isu reshuffle tidak perlu diributkan. “Tentu saja kalau bagus terus ya enggak ada isu, enggak relevan lagi reshuffle. Jadi jangan ribut lagi reshuffle karena progress kabinet berjalan dengan bagus. Kita fokus untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi yang menjadi ikutan luar biasa dari pandemi COVID-19,” katanya.
Sumber: sindonews