Ganjar Bukan Darah Biru PDIP, Pilpres 2024 Prabowo Duet dengan Puan?

Selfie Prabowo, Megawati, dan Puan – (Foto: Instagram/@puanmaharaniri)

IDTODAY NEWS – Dalam Pilpres 2024 mendatang, Ketua DPR RI Puan Maharani diprediksi bakal duet dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Prediksi itu dikemukakan ke publik oleh ahli hukum tata negara sekaligus pengamat politik Refly Harun.

Dalam kanal YouTube-nya, berbagai kemungkinan yang akan terjadi terkait Pilpres 2024 ia beberkan.

Menurutnya hingga saat ini, Ketua Umum partai PDIP Megawati Soekarnoputri masih dilema hingga ada skenario nama kuat Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 bakal digeser oleh Prabowo Subianto dan Puan Maharani.

Refly menilai, meski sekarang Megawati masih belum memutuskan nama yang akan diusung partainya dalam Pilpres mendatang, PDIP kini sedang berada di masa keemasannya dan menjadi partai yang paling kuat untuk mencalonkan pasangan

“Kalau kita ngomong soal calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024, memang posisi yang paling nikmat dan enak adalah PDIP karena mereka sudah memiliki 20 persen kursi dan kalau presidential threshold dipertahankan dan tidak dihapuskan, maka PDIP satu-satunya partai yang sudah jelas akan bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri,” kata Refly Harun dalam saluran YouTube miliknya, dikutip HOPS.id — jaringan Suara.com — pada Rabu (30/12/2020).

Baca Juga  Jokowi Tak Balas Surat AHY, Politikus PDIP: Gagallah Upaya Demokrat Framing Opini

Kendati demikian, kata Refly, masih ada keraguan di dalam partai yang dipimpin oleh Megawati dalam memutuskan sosok kader PDIP yang nantinya akan di usung dalam Pilpres.

Refly memprediksi, nantinya akan ada nama Gurbenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang masuk dalam radar calon presiden yang diperhitungkan, mengingat Ganjar jadi satu-satunya kader PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi dan mampu bertengger di sejumlah puncak lembaga survei.

“Sejauh ini kader PDIP yang paling moncer (terlihat) adalah Ganjar Pranowo dan kita tahu di sejumlah survei bahkan Ganjar jadi pemuncak,” ujarnya.

Namun yang menjadi masalah dan diragukan oleh Megawati, Ganjar bukanlah ‘darah biru’ dari partai PDIP. Oleh sebab itu, ada skenario, partai berlogo kepala banteng ini lebih mengutamakan anak kesayangan dari Ketum Partai, yakni Puan Maharni.

Baca Juga  Kapitra Dorong Aktivis 98 Polisikan Gatot Nurmantyo

Maka dari itu, pencalonan Ganjar dalam Pilpres sangat ditentukan oleh elektabilitas dari Puan.

“Kita tahu bahwa ganjar bukan darah biru partai politik, pencalonan Ganjar akan sangat ditentukan dari bagaimana Puan Maharani mendapatkan dan mengumpulkan elektabilitasnya,” tuturnya.

Bila Puan memiliki elektabilitas tinggi, maka bukan tidak mungkin nama Ganjar dicoret dari bursa Capres usulan PDIP.

Namun jika Puan belum bisa bersaing dengan Ganjar, masih ada skenario lain, yakni mengorbankan Ganjar dan kemudian menduetkan Puan dengan pentolan Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

“Kalau elektabilitas Puan Maharani di atas Ganjar, sudah pasti dia akan dicalonkan. Tapi kalau di bawah Ganjar belum tentu juga tidak dicalonkan,” jelas Refly.

“Karena berkali-kali saya mengatakan, sangat mungkin skenarionya adalah Prabowo Subianto dan Puan Maharani kalau elektabilitas Prabowo nomor satu. Karena nomor satu itulah, maka kemudian Prabowo bisa dicalonkan sebagai calon dari PDIP,” sambungnya.

Baca Juga  Presiden Jokowi Ganti Istilah PPKM Darurat dengan PPKM Level, PKS : Yang Penting Rakyat Bisa Makan

Skenario tersebut bisa saja terwujud, sebagaimana diketahui bersama bahwa kedua partai yakni antara PDIP dan Gerindra sebelumnya pernah bekerja sama dalam Pilpres 2009.

Lebih lanjut Refly menilai bahwa Ganjar tak mungkin disandingkan dengan Puan lantaran berasal dari partai yang sama. Oleh sebabnya, ada pula muncul skenario bahwa Ganjar akan disandingkan dengan kader kuat Gerindra lainnya, yakni Sandiaga Uno.

“Tapi sebaliknya, kalau Ganjar Pranowo yang nomor satu surveinya atau lebih tinggi dari Prabowo, ya mungkin saja yang diajukan PDIP adalah Ganjar dan tidak mungkin berpasangan Puan karena sama-sama dari PDIP. Bisa saja dipasangkan dengan kader lain yang juga kuat, yaitu Sandiaga Uno dari Partai Gerindra,” terang Refly.

Baca Juga: Pemerintah Larang Aktivitas FPI, Fadli Zon: Bentuk Otoritarianisme dan Pembunuhan Terhadap Demokrasi

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan