IDTODAY NEWS – Gereja-gereja di China telah diperintahkan untuk mengganti Sepuluh Perintah Tuhan dan menggantinya dengan kutipan Presiden Xi Jinping.

Para pemimpin gereja Tiga-Diri (Three-Self) yang didukung negara telah diancam akan ditutup jika tidak mematuhi perintah pemerintah.

Pajangan nilai-nilai Kristiani diganti dengan ideologi partai Komunis, seperti, “Berjaga-jaga terhadap penyusupan ideologi barat, dan secara sadar melawan pengaruh pemikiran ekstremis.”

Baca Juga: OHH.. Pantes Ada Yang Panik dan Ngotot Pilkada DKI 2022 Ditiadakan, Testimoni Etnis Tionghoa Ini Berharap Anies Terpilih Lagi

Pada saat yang sama, Partai Komunis telah meluncurkan tindakan keras terhadap gereja rumah yang berada di luar kendali negara.

Baca Juga  Sindir Keras Dubes Kosovo Untuk Prancis , Anggota Parlemen Pakai Masker Bertuliskan 'Aku Cinta Muhammad'

Di beberapa wilayah negara itu, Sepuluh Perintah juga digantikan oleh potret Mao Zedong (Pendiri RRC) dan Xi Jinping.

Melansir Daily Mail, Selasa (24/9/2019) langkah ini dilaporkan oleh Bitter Winter, sebuah majalah yang mendokumentasikan kebebasan beragama dan hak asasi manusia di China.

Sumber anonim mengatakan kepada majalah itu bahwa Partai Komunis berusaha untuk menjadi sosok seperti Tuhan.

“Langkah pertama pemerintah adalah melarang bait agama,” kata sumber tersebut.

Kemudian negara mulai menerapkan empat persyaratan dengan memerintahkan bendera nasional dan nilai-nilai sosialis inti untuk ditempatkan di gereja-gereja.

“Kamera pengintai juga dipasang untuk memantau orang dan kegiatan keagamaan. Langkah terakhir adalah mengganti Sepuluh Perintah dengan pidato Xi Jinping,” tulis majalah tersebut.

Jinping bersumpah pada 2013 untuk menepikan agama di China agar sejalan dengan ideologi komunis negara itu.

Baca Juga: Sujiwo Tedjo: Buzzer Penumpang Gelap Dibiarkan, Kritikus Berguguran

Dalam laporannya awal tahun ini, Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat memperingatkan bahwa kampanye ini adalah upaya tidak hanya untuk mengurangi dan menghapus praktik agama yang independen, tetapi juga warisan budaya dan bahasa dari komunitas agama dan etnis.

Seperti halnya orang Kristen, laporan itu mengatakan pemerintah telah menganiaya umat Buddha Tibet dan Muslim Uighur.

Diperkirakan 800.000 Muslim telah ditangkap dan dilempar ke kamp-kamp konsentrasi sementara partai telah mengirim orang-orang untuk memata-matai komunitas lokal.

laporan itu menyebutkan teknologi pengawasan canggih telah digunakan untuk menekan komunitas Buddha.

Baca Juga: Demokrat: Kita Berharap AHY Jadi Pemimpin Nasional

Sumber: okezone.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan