GP Ansor Minta Banser Jaga Kiai NU dari Corona: Jangan Kayak di Petamburan

Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas di posisi tengah memakai kacamata. (Foto: Andhika/detikcom)

IDTODAY NEWS – Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta gerakan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) taat pada protokol kesehatan. Yaqut juga meminta seluruh anggota GP Ansor dan Banser menjaga ulama Nahdlatul Ulama (NU) agar terhindar dari Corona (COVID-19).

Hal itu dikatakan Yaqut ketika memberi amanat di acara Apel Banser Virtual bertajuk ‘Tiada Gentar Dada ke Muka, Bela Agama Bangsa Negeri’ yang diselenggarakan pada Minggu (29/11/2020). Yaqut awalnya bicara mengingatkan agar Banser dan GP Ansor di seluruh Indonesia menjaga kiai NU dengan cara tidak menemui atau sowan selama pandemi.

Baca Juga  Andi Mallarangeng: Pernyataan Dan Bantahan Moeldoko Terbukti Bohong Semua

“Dalam masa pandemi ini, saya ingatkan kepada saya dan kita semua untuk kita terus menjaga kiai-kiai kita. Jaga kiai kita dari terutama pandemi COVID-19 ini. Sahabat sekalian tidak perlu sowan kepada kiai-kiai. Kita bisa ngalab barokah dari rumah. Kalau dalam situasi tertentu, kita harus ketemu dengan kiai kita. Hindari kontak fisik secara langsung. Dengan ini, Sahabat-sahabat sekalian, kita ikut menjaga kiai kita. Kita menjaga kiai kita bukan hanya dari ancaman-ancaman yang difitnahkan kepada kiai kita, bukan hanya dari bully-bully-an yang ditujukan kepada kiai kita, tetapi kita juga memiliki kewajiban untuk menjaga kiai kita dari pandemi COVID-19 ini,” kata Yaqut dalam amanatnya.

Yaqut kemudian berbicara mengenai acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta Pusat. Dia menyebut acara itu mengakibatkan banyak warga terkena Corona (COVID-19).

“Kita memahami, jika ada keinginan baik, misalnya menyelenggarakan Maulid Nabi, boleh, silakan. Itu baik-baik saja, tetapi saya ingatkan supaya keselamatan masyarakat, kesehatan masyarakat juga harus dijadikan perhatian. Jangan karena merayakan Maulid Nabi, jangan karena ingin merayakan hari lahir Nabi junjungan kita, kemudian kita menafikan keselamatan dan kesehatan masyarakat,” katanya.

“Kita minta kepada tokoh-tokoh masyarakat untuk menjadi contoh, untuk menjadi teladan, jangan ada kumpul-kumpul seperti yang di Petamburan tempo hari, sehingga banyak warga yang sekarang terdampak terkena COVID-19. Itu menunjukkan bahwa tokoh-tokoh yang di sana tidak perduli dengan keselamatan masyarakatnya. Kita tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Cukup Petamburan itu pertama dan terakhir, tidak ada lagi pertemuan-pertemuan yang mengatasnamakan apa pun, atas nama merayakan hari besar keagamaan. Itu membawa risiko untuk masyarakat,” tambahnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan