IDTODAY NEWS – Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur angkat bicara mengenai 6.000-an warga di Kecamatan Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat, menerima bantuan sosial (bansos) program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) dalam bentuk ayam hidup.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur, Surya mengatakan baru mendapat laporan terkait komoditas daging ayam potong atau daging sapi yang seharusnya diterima KPM diganti dengan ayam hidup. Pihaknya akan segera menindaklanjuti hal tersebut karena tidak ada dalam pedoman umum untuk program BPNT.

Baca Juga  Australia Bantu Warga yang Terdampak COVID Hingga Rp8 Juta per Minggu

“Ini baru pertama kali ada komoditas yang diganti dengan ayam hidup, bukan daging ayam potong yang diterima KPM. Kami baru mendapat laporan terkait hal tersebut. Namun, selama tidak ada yang keberatan, mungkin bukan masalah. Tapi kami akan tindak lanjuti terkait 6.000 lebih KPM menerima ayam hidup dari Ewaroeng di Kecamatan Pagelaran,” katanya.

Surya menjelaskan berdasarkan pedoman umum dari Kemensos RI, setiap KPM menerima bantuan sebesar Rp200.000 melalui kartu khusus yang nantinya akan ditukarkan dengan sembako di jaringan layanan yang bernama e-Waroeng. Bantuan tersebut dapat ditukarkan menjadi empat komoditas, beras sebagai sumber karbohidrat, telur, daging sapi, daging ayam dan ikan sebagai sumber protein hewani.

Kemudian, kacang-kacangan atau tahu tempe sebagai protein nabati dan buah-buahan sebagai sumber vitamin, dimana masing-masing komoditas dipasok oleh EWaroeng.

Seperti diketahui, warga pun kecewa dan mempertanyakan bantuan itu. Para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program BPNT tidak menyangka komoditas untuk pemenuhan protein hewani kali ini yang mereka dapatkan berbentuk ayam hidup dari sebelumnya dalam bentuk daging ayam potong beku.

Baca Juga  Soal Penghapusan Premium dan Pertalite, Saiful Anam: Jangan Salahkan Rakyat Kalau Ahok Dijuluki Si Raja Tega

Bahkan beberapa orang penerima tidak dapat menikmati bantuan tersebut karena ayam yang diterima mati selang beberapa jam.

“Kami juga tidak tahu apa alasannya. Namun, untuk daging dari Ewaroeng yang kami terima dalam bentuk ayam hidup. Pastinya keberatan karena biasanya tinggal mengolah sekarang harus mengurusi ayam hidup. Bahkan ada yang baru menerima ayamnya sudah mati,” kata Gofur, KPM warga Desa Pagelaran.

Baca Juga: Diduga Rasis, Ambrancius Nababan Minta Maaf kepada Masyarakat Papua

Sumber: okezone.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan