“Enggak mungkin Rp 90 miliar diberikan kepada influencer. Influencer itu berapa? Jadi influencer kalau memang tidak ada masalah. Karena kan memang yang dipilih juga orang-orang kompeten, yang punya kemampuan, menguasai substansi,” ungkap Donny seperti dikutip merdeka.com(20/08).
Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto turut menyoal anggaran negara untuk influencer tersebut. “Korupsi Mega Korupsi Mengorupsi di Era Pandemi. Kosmetik termahal sedunia, bernama “influencer”, seharga 90.45 Miliar rupiah telah “sold out”. Kosmetik ajib ini untuk percantik diri atas kelakuan, kebijakan dan ketaksenonohan sebagian penguasa negeri selama ini. Inikah awal dari sebuah akhir?,” tulis Bambang di akun Twitter @sosmedbw.
Sindiran keras dilontarkan pengamat kebijakan publik Elisa Sutanudjaya. “Soal anggaran influencer yang tinggi ya sebetulnya gak perlu kaget lah … Lah Bapak Buzzer di Istana saja lebih sering ketemu dan menjamu makan siang influencer daripada petani, buruh, dokter dan guru. Ya tercermin di anggaran lah,” sindir Elisa di akun @elisa_jkt.
Sumber: itoday