‘Indonesia Belum Merdeka Jika Kritik Lewat Seni Dibungkam’

Mural Anagard di selatan Yogyakarta Foto: Anagard/ Pribadi

IDTIDTODAY NEWS – Satu per satu seniman bersuara mengenai penghapusan mural dan kriminalisasi yang marak terjadi belakangan ini. Termasuk suara dari seniman visual, Anagard, usai membuat mural bertulisan ‘art is not a crime’ di Yogyakarta.

Anagard mengeluarkan opininya tentang kasus yang beredar di ranah seni visual dan menjadi pembicaraan dari teman-temannya.

Menurut Anagard, Indonesia belum merdeka kalau bersuara maupun mengkritik lewat medium seni saja dibungkam.

“Gimana mau sebut merdeka, bersuara dalam kesenian saja dibungkam. Padahal seni adalah ekspresi yang halus dalam mengekspresikan pendapat,” tutur Anagard ketika dihubungi detikcom.

Pemenang kompetisi seni lukis tingkat Asia Tenggara itu juga menceritakan pengalaman pribadinya saat sedang menggambar di Ho Chi Minh, Vietnam, dan diinterogasi oleh aparat setempat sampai dibui.

Kejadian yang menimpa Anagard terjadi tahun lalu saat dirinya sedang berkarya.

“Saat itu saya sudah dapat izin dari pemilik tembok. Artinya sudah berizin, tapi polisi mendatangi, mengancam karena bilang saya ngomong soal politik. Saya bilang saya ini ngomong soal seni, saya nggak bawa-bawa politik,” kenang Anagard.

Baca Juga  Jubir Satgas Covid-19: Pemerintah Pusat Dukung PSBB DKI Jakarta

“Polisinya bilang ‘negara kami tidak boleh bicara politik’. Kasus ini (yang terjadi sekarang di Indonesia) sebenarnya sama dengan Vietnam, saya sempat dibui juga tapi akhirnya dikeluarkan oleh mereka karena setelah cari tahu mereka percaya saya seniman,” sambungnya sembari tertawa.

Dalam mural terbaru Anagard di selatan Yogyakarta, ia menegaskan seni itu bukan kriminal. Ia juga mengajak agar setop represi dan diskriminasi.

“Seni itu bukan ruang dekoratif. Seni itu tajam apalagi para seniman jalanan. Ada di ruang terbuka yang demokratis karena itu adalah jalur menarik untuk menyalurkan ekspresinya,” tegas Anagard.

Pada 17 Agustus 2021, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, sebuah mural kritikan kembali dihapus oleh aparat di Ciledug, kota Tangerang. Mural bertuliskan ‘Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan’ itu disebut tak berizin dan berada di pintu gerbang orang lain.

Sumer: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan