IDTODAY NEWS – Pengamat politik, Rocky Gerung menanggapi soal wacana istilah koruptor yang hendak diganti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi penyintas korupsi.

Menurut Rocky Gerung, istilah penyintas korupsi tersebut tidak tepat. Ia pun menyarankan panggilan koruptor itu diganti menjadi rampok.

Hal itu, kata Rocky, lantaran para koruptor tersebut dengan sadar memanfaatkan kekuasaannya untuk merampas uang rakyat.

“Mereka dengan sadar memanfaatkan kekuasaannya untuk menghina publik dengan merampas uang rakyat,” ujar Rocky Gerung.

Pernyataan tersebut disampaikan akademisi itu lewat videonya yang tayang di kanal YouTube Rocky Gerung Official, seperti dilihat pada Selasa 31 Agustus 2021.

Dalam tayangan videonya itu, Rocky juga menilai bahwa perbuatan koruptor lebih hina dibandingkan pelaku pencurian yang mencuri untuk bisa bertahan hidup.

Menurutnya, pelaku pencurian itu melakukan tindakan kejahatan di jalanan meski tahu akan ditangkap polisi. Namun, hal itu mereka lakukan demi bisa makan.

Baca Juga  Jabat Komisaris di Anak Perusahaan BUMN, Emir Moeis Diingatkan KPK untuk Lapor LHKPN

“Namun, risikonya tetap diambil demi makan hari itu,” kata Rocky Gerung.

Berbeda halnya dengan koruptor, kata Rocky, mereka bisa dengan mudah menghilangkan risiko untuk tertangkap dalam melakukan kejahatannya.

“Dia tahu dia punya kekuasaan, bahkan ketika tertangkap pun dia masih bisa sogok dan memanfaatkan kekuasaannya,” jelasnya.

Maka dari itu, Rocky Gerung mempertanyakan kepada KPK mengapa para koruptor yang memiliki kuasa untuk menyogok bisa disebut sebagai penyintas bahkan penyuluh korupsi.

Baca Juga  Minta Jokowi Tobat, Eggi Sudjana: Jika Tidak, Akan Terjadi Pembangkangan

“Bagaimana mungkin orang yang bisa menyogok masih diberi kesempatan untuk jadi penyintas dan penyuluh? Di situlah ngaconya KPK saat ini,” ujarnya.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan