Jusuf Kalla Tanya Cara Kritik Tak Dipolisikan, Mahfud MD Bilang Begini

Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD/Suara.com/Dian Rosmala

IDTODAY NEWS – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin terbuka terhadap kritikan, hal tersebut disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD dalam sebuah kesempatan.

Menurut Mahfud MD, pernyataan Presiden Jokowi tersebut merupakan sikap dasar pemerintah.

“Pernyataan Presiden Jokowi, kalau pemerintah terbuka terhadap kritik adalah sikap yang sungguh-sungguh. Itu menjadi sikap dasar pemerintah,” kata Mahfud dalam siaran persnya dikutip dari Antara, Senin (15/2/2021) dini hari.

Hal ini disampaikan Mahfud MD untuk merespons pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai cara kritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) agar tak dipolisikan.

Baca Juga: Sebut Din Syamsuddin Radikal, GAR ITB Bisa Dipolisikan

Menurut dia, pemerintahan yang sehat dan demokratis terbuka terhadap kritik.

“Oleh karenanya, Presiden Jokowi menyatakan silahkan kritik kalau memang diperlukan perbaikan bagi pemerintahan,” ujar Mahfud MD.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menuturkan, sebagai negara demokrasi pemerintah terbuka terhadap kritik.

Warga pun bebas melapor ke polisi jika ada suara kritis karena laporan ke polisi terhadap suatu kritik bukan dilakukan oleh pemerintah.

“Kami juga tak bisa menghalangi orang mau melapor, melapor itu kan hak rakyat. Bukan pemerintah yang melapor,” tuturnya.

Baca Juga  Pengamat: Publik Menunggu Keberanian KPK Menetapkan Tersangka Azis Syamsuddin

Mahfud pun menyinggung laporan salah satu keluarga JK ke polisi terkait pencemaran nama baik.

“Bahkan keluarga Pak JK juga melapor ke polisi…Tidak apa-apa melapor, lalu polisi melihat apakah ada kasus kriminalnya atau tidak,” ujarnya.

Dia menjelaskan, sejak jaman JK menjadi wapres menyikapi kritik terhadap pemerintah sudah menjadi dilema karena bila kritik ditindak, maka pemerintah bisa disebut diskriminatif. Tapi, kalau tidak ditindak malah menjadi liar.

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, Rizal Ramli: Kerja Keras Saya 1969-2009 di ITB Ternyata Menghasilkan Banyak Defect Products

“Itu konteksnya pertanyaan Pak JK, bukan berarti sekarang mengkritik dipanggil polisi. Nyatanya juga tidak begitu,” jelas dia.

Mahfud MD menambahkan, di era Jokowi-JK kritik terhadap pemerintah pun berseliweran dari nama-nama seperti Saracen, Muslim Cyber Army, dan Piyungan.

“Jika ditindak orang ribut, jika tak ditindak juga orang ribut. Inilah demokrasi, oleh sebab itu pemerintah mengambil hal-hal kritik dimasukan ke dalam pertimbangan-pertimbangan kebijakan,” kata Mahfud MD.

Baca Juga: Sebut Din Syamsuddin Radikal, GAR ITB Bisa Dipolisikan

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan