Kasus Kerumunan Jokowi Dibandingkan dengan Habib Rizieq, dr. Tirta: Bilang Aja Gak Suka Presiden

Dr. Tirta komentari kerumunan massa yang menyambut Presiden Jokowi. (Foto: Kolase Instagram @dr.tirta dan @setkab.id)

IDTODAY NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu menjadi sorotan lantaran menyebabkan kerumunan di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Video kerumunan Presiden Jokowi itu pun beredar luas di media sosial dan dikritik oleh banyak pihak.

Presiden Jokowi dituding tidak memberikan contoh baik kepada masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan yang selama ini dicanangkan pemerintah untuk menekan persebaran pandemi Covid-19.

Meski begitu, banyak pula pihak-pihak yang menganggap kerumunan tersebut bukanlah salah dari Jokowi, melainkan kesalahan dari protokoler pengawal presiden.

Dr. Tirta Mandira Hudhi menjadi salah satu pihak yang tidak ikutan menyalahkan presiden Jokowi.

Ia bahkan langsung menyemprot pihak yang membandingkan kasus Jokowi dengan Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga  Mahfud Singgung KAMI: Memangnya Mengapa Sih Kalau Berpolitik?

Menurut dr. Tirta pihak yang selalu menyalahkan Presiden Jokowi adalah orang yang tidak suka dengan rezim pemerintah.

“Kalo lu benci ‘rezim’ ga usah bawa2 celah protokol. Banding2 in kasus HRS dengan presiden. Bilang aja lu ga suka presiden. Pake acara ngeles sana sini. Bawa2 protokol. Riding the wave mulu ah,” ujar dr. Tirta dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Instagram.

Baca Juga: Sebut Nasdem Punya Komunikasi Baik dengan PKS, Mardani: Masih Panjang Menuju 2024

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut meminta melihat sebuah kasus dengan objektif.

Jika kesalahan ada pada protokoler, maka Presiden Jokowi tidak bisa dipersalahkan.

“Yang salah protokolernya yg disalahin presidennya. Gimane sih nyama2 in kasus pula. Tenang. Gue ga limit komen,” katanya menambahkan.

Baca Juga  Aktivis: Pemaksaan Pilkada Jadi Tanda Rezim Jokowi Takabur

Dr. Tirta juga membagikan tanggapan dari Denny Siregar, yang juga menyalahkan pihak yang selalu membandingkan kasus Jokowi dengan Habib Rizieq.

Denny mengatakan perbedaan dari kasus Jokowi dengan Rizieq terletak pada niat mereka.

Kasus kerumunan Rizieq terjadi karena ada niat pemimpin FPI tersebut dengan sengaja mengundang.

Sedangkan kasus kerumunan Jokowi terjadi karena antusias dari masyarakat dan bukannya ada undangan dari pemerintah.

Sementara itu pihak Istana Negara yang diwakili Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin telah memberikan klarifikasi terkait video kerumunan yang beredar.

Bey mengatakan jika masyarakat Maumere sejak awal sudah berdiri di sepanjang jalan dari Bandara Frans Seda Maumere sampai ke Bendungan Napun Gete, Kabupaten Sikka hanya untuk menyambut Presiden Jokowi.

Baca Juga  Secara Politis, OTT Edhy Prabowo Adalah Cara Jokowi Tunjukkan Taring Politiknya Ke Publik

“Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan, sehingga membuat iring-iringan berhenti,” ucap Bey dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Ia juga menegaskan jika Presiden Jokowi saat keluar dari atap mobil mengingatkan kerumunan massa untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya,” ucap Bey.

Baca Juga: Fraksi PPP Pertanyakan Kebijakan DPR soal Keluarga Anggota yang Dapat Jatah Vaksinasi Covid-19

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan