Kecam GAR ITB, Imam Besar New York: Hanya di Kampus Indonesia Ada Gerakan Antiradikalisme

Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali mengeritisi adanya Gerakan Anti Radikalisme (GAR) oleh alumni sebuah institusi pendidikan atau kampus Indonesia. Foto/SNDOnews

IDTODAY NEWS – Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali mengeritisi Gerakan Anti Radikalisme (GAR) oleh alumni sebuah institusi pendidikan atau kampus Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan pelaporan terhadap ilmuan atau kalangan akademisi yang dianggap berbeda pandangan.

Shamsi pun membandingkan di Amerika, di sana tidak ada semacam gerakan antiradikalisme terutama di sebuah institusi pendidikan. Dia juga mengatakan di dunia kampus di Amerika malah didorong memiliki sikap kritis. Baca juga: Ketika Segalanya Dipolitisir

“Hanya alumni universitas di Indonesia seperti ITB ada Gerakan Anti Radikalisme. Di Amerika saja tidak ada yang gitu-gituan. Di dunia kampus sikap kritis malah didorong. Jika dunia akademia phobia kekritisan, berarti terjadi pemerkosaan independensi intelektualitas. Menyedihkan!” ungkap Shamsi dikutip MNC Portal Indonesia dari akun media sosialnya @ShamsiAli2., Senin (15/2/2021).

Shamsi mengatakan heran terhadap upaya pembungkaman yang dilakukan GAR ITB dengan memberikan tuduhan radikal terhadap Din Syamsuddin. Hal itu, tegas Shamsi juga bertentangan dengan HAM. “Upaya pembungkaman terhadap tuduhan radikal akan kekritisan manusia, selain bertentangan dengan kodrat manusia, juga bertentangan dengan HAM yang menjamin hak ekspresi. Dan jika tidak siap dikritik, jangan berada di posisi publik. Dalam tatanan demokrasi, rakyat penguasa tertinggi,” tegasnya.

Selain itu, Shamsi mengatakan sikap kritis merupakan sebuah ekspresi ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami. “Manusia itu mulia karena kapasitas kecendekiawanan yang menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dengan malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi,” katanya.

Postingan Imam Shamsi pun menui beragam komentar warganet, dan disukai ratusan orang lainnya. Antara lain pemilik akun @jsrizal yang bilang “rezim ini cuma pedagang politik radikal-radikul yg desperately trying to be SJW toleranshit karena semakin dilucuti kebusukannya yg tak lebih dari antek penjajahan-Islamofobik:

Baca Juga  Presiden Azerbaijan: Orang Armenia Pelihara Babi di Masjid

Ada juga pemilik akun @bukAmel yang berkomentar “Sikon makin ngeri ustadz. Lapor melapor jadi profesi…..”

Diberitakan sebelumnya, organisasi Gerakan Anti Radikalisme Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) melaporkan Pressidum KAMI, Din Syamsuddin ke KASN karena dianggap radikal. Tak hanya Din, Dekan Fakultas Industri IT, Prof. Brian Yuliarto turut dilaporkan kelompok ini karena diduga terlibat sebagai anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Aksi GAR ITB ini pun menuai kecaman dari sejumlah tokoh dan elemen nasional lainnya.

Baca Juga  Ketua PBNU: Saya Belum Bisa Temukan Contoh Konkret Din Syamsuddin Radikal

Baca Juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Natalius Pigai: Tujuannya Membenamkan Karakter sebagai Pengawal Kebhinekaan

Sumber: sindonews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan