IDTODAY NEWSSeorang perempuan muslim India, Gulnaz Khatoon (20 tahun) dibakar hidup-hidup. Khatoon kini telah meninggal dunia di rumah sakit dengan luka bakar 75 persen di tubuhnya.

Banyak organisasi perempuan India menuntut keadilan atas peristiwa tersebut. Pasalnya, hingga hari ini polisi belum juga berhasil menemukan para pelaku pembakar Khatoon.

Tragedi pembakaran dilakukan pada 30 Oktober 2020 lalu, saat Khatoon keluar rumah untuk membuang sampah pada malam hari. Saat itu, pemuda Hindu bernama Satish Kumar Rai bersama teman-temannya Chandan dan Vinod Rai mendatangi Khatoon.

Khatoon menolak menikah dengan Satish Kumar Rai karena berbeda keyakinan agama. Khatoon bahkan telah memiliki tunangan dan akan melangsungkan pernikahan empat bulan lagi.

Dalam rekaman video pengakuan Khatoon sebelum kematiannya, Satish Kumar Rai memaksanya untuk menikah dengannya. Marah atas penolakannya, Satish dan teman-temannya mulai melancarkan penganiayaan.

Khatoon mengancam akan memberi tahu ibunya tentang penganiayaan tersebut. Satish semakin marah dan menuangkan minyak tanah padanya dan membakarnya. Penduduk desa yang mendengar teriakannya segera datang dan menolongnya dan membawa ke rumah sakit.

Inspektur Polisi Distrik (SP), Vaishali Gaurav Mangla, mengatakan para tersangka melarikan diri dan dalam pengejaran kepolisian. Polisi membentuk tiga tim untuk mencari dan menangkap para tersangka.

“Penyelidikan dalam kasus ini sedang berlangsung dan para tersangka akan segera ditangkap,” kata Mangla dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (18/11).

Baca Juga  Hadapi Pandemi, Suku Asli India Cari Sumber Pengobatan di Hutan

Adik perempuan Khatoon, Gulshan Parveen mengatakan para pembunuh melarikan diri dari tempat kejadian segera setelah penduduk desa berkumpul karena mendengar teriakan korban.

“Terdakwa telah menguntit dan melakukan pelecehan seksual terhadap saudara perempuan saya selama tiga-empat bulan terakhir dan menekannya untuk menikah dengan Satish Rai. Mereka membunuhnya karena dia menolak,” kata Parveen.

Ayah korban, Mukhtar telah meninggal dunia pada 2017. Hanya ibu dan saudara laki-lakinya yang menjadi tulang punggung keluarga.

Menurut Istkar, saudara laki-laki korban, ancaman pembunuhan sudah dilakukan tersangka sebelumnya. Ancaman itu dilakukan saat korban telah menetapkan tanggal pernikahan dan tersangka yang masih berusaha memaksa menikahi korban.

Baca Juga  PBB: 400 Ribu Anak Yaman Bisa Mati Kelaparan Tahun Ini

“Dia mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa menikah dengannya. Marah atas penolakannya, dia mengancam akan membunuhnya,” kata Istkar.

Khatoon meninggal dunia di rumah sakit Patna Medical Center pada Ahad (15/11). Namun jasad Khatoon belum dimakamkan, dan keluarga membawa jasad Khatoon di alun-alun kota untuk melakukan demonstrasi dan menekan agar pelaku segara ditangkap.

“Kami menginginkan keadilan. Sudah 17 hari tetapi hampir tidak ada kemajuan. Kami mengeluh tetapi tidak didengarkan. Kami tidak berdaya, tidak ada yang membantu kami,” kata Shaimuna Khatoon, ibu korban, kepada Anadolu Agency.

Baca Juga: Arab Saudi Tegas Lawan Israel Soal Permukiman di Yerusalem

Sumber: Republika

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan