IDTODAY NEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memiliki banyak kenanganan dengan Anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK Artidjo Alkostar. Artidjo baru saja meninggal dunia pada Minggu 1 Maret 2021.

Dia bercerita bahwa Artidjo kerap kali membantunya ketika menyelesaikan desertasi selama di New York, Amerika Serikat. Saat itu, Artidjo tak segan menjemputnya di bandara, hingga mencari tempat tinggalnya selama di negeri Paman Sam.

Mantan Ketua MK itu mengatakan, Artidjo memang berada di New York lantaran menjadi relawan di salah satu organisasi. Selama delapan bulan di sana, Mahfud dan Artidjo kerap melakukan berbagai kegiatan rutin.

Keduanya juga selalu melaksanakan ibadah Sholat Jumat di Islamic Center. Satelah itu lanjut makan siang bersama di restoran khas Asia, termasuk makanan India.

“Jika ke restoran India Mas Artidjo suka memesan nasi briyani,” kenang Mahfud melalui akun instagram pribadinya, Senin (1/3/2021).

Dia menuturkan, Artidjo merupakan inspirasi dalam penegakan hukum dan demokrasi di Indondesia. Bahkan, sosok Artidjo muda yang menjadi dosen mampu menginspirasi Mahfud untuk memiliki profesi yang sama.

Baca Juga: Pendiri Demokrat Blak-blakan Bongkar Rahasia SBY, Dijamin SBY Sedih, Sakit Hati dan Malu Banget

Kata Mahfud, saat mengajar Artidjo memiliki ciri khas khusus yaitu menenteng banyak buku yang berhalaman tebal. Menurutnya, Artidjo tak segan membedah kasus-kasus konkret tersebut ke dalam buku yang dibawanya.

“Artidjo bagi saya semacam inspirator untuk penegakan hukum dan demokrasi,” tuturnya.

Mahfud juga pernah menyampaikan protes anggota Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) saat Artidjo menaikkan hampir dua kali lipat dari hukuman di tingkat PN.

“Sebagai orang hukum saya tahu bahwa hal itu takkan ada gunanya disampaikan kepada Mas Artidjo, tapi saya sampaikan juga sambil tertawa-tawa,” ungkapnya.

Mahfud turut menyampaikan kesan umum terhadap pribadi Artidjo. Artidjo dinilai sebagai orang yang tak pernah mau mengampuni orang yang tengah diadilinya.

“Apa jawaban Artidjo? Saya juga alumni HMI tapi saya tetap harus menegakkan hukum dan menghukum koruptor dengan berat meski dia anggota KAHMI,” kenang Mahfud.

Mahfud terakhir kali bertemu Artidjo pada 18 Agustus 2020. Sehari sebelumnya, Mahfud mendapatkan kabar dari dua murid Artidjo bahwasanya anggota Dewas KPK itu didiagnosis sakit paru-paru dan jantung.

Artidjo juga menolak untuk melakukan perawatan di rumah sakit. Padahal, lanjut dia, dokter telah merekomendasikan perawatan tersebut.

Mahfud langsung memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) saat itu Terawan Agus Putranto untuk merawat Artidjo di sebuah apartemen.

Kemudian, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian turut mengirimkan adiknya yang merupakan dokter spesialis penyakit jantung guna merawat Artidjo.

“Hari Minggu, 28 Pebruari 2021, ternyata Mas Artidjo pergi untuk selamanya. Dia menghadap Allah dengan damai,” ujarnya.

Baca Juga: Investasi Miras, Ketua MUI Pusat Bilang Untungkan Segelintir Orang, Kerugian Besar Masa Depan Rakyat

Sumber: okezone.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan