Kisah Pangdam Jaya Jadi Imam Salat Magrib Ribuan Pendemo Omnibus Law

Pangdam Jaya jadi imam sholat maghrib massa aksi UU Omnibus Law (Instagram Kodim 0501/JP/VIVA)

IDTODAY NEWS – Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya) Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman buka-bukaan dalam menghadapi ribuan massa aksi yang tergabung dari elemen mahasiswa dan buruh di Jakarta pada hari Kamis kemarin, 8 Oktober 2020.

Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan, pada saat ribuan massa aksi berada di daerah Patung Kuda atau sekitar Monumen Nasional (Monas), dirinya sempat berkomunikasi secara langsung dengan perwakilan dari elemen mahasiswa dan buruh.

Para massa aksi, lanjut Pangdam, sempat meminta izin kepada dirinya untuk mendekati Istana Negara dalam rangka menyampaikan aspirasinya di tempat Presiden Joko Widodo berkantor.

“Kemarin pun ada mahasiswa yang mencoba mendekati Monas, kemudian kita halau, mereka menyatakan kepada saya bahwa kami aksi damai pak. Saya melihat mereka memang dari beberapa perguruan tinggi, dan saya lihat mereka betul-betul aksi damai. Namun ada permintaan mereka yang tidak saya penuhi karena mereka minta ke Istana Negara,” kata Mayjen TNI Dudung Abdurachman ketika memberikan keterangan resminya di Kodam Jaya, Jum’at, 9 Oktober 2020.

Dia menambahkan, komunikasi yang terjadi antara perwakilan massa aksi dan dirinya pun berlangsung sangat baik.

Bahkan, setelah para mahasiswa dan perwakilan buruh itu bersedia mematuhi peraturan yang disampaikan oleh jajaran TNI yang mendukung tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, TNI pun mempersilahkan para mahasiswa dan elemen buruh itu untuk tetap menyampaikan aspirasinya di sekitar Jalan MH.Thamrin.

“Lalu saya bilang kalau memang mau aksi damai silakan, kemudian mereka orasi menyampaikan aspirasinya dan kita fasilitasi,” ujarnya.

Baca Juga  Ramai Pelajar Ikut Demo, Anies Minta Guru Beri Tugas Pelajari UU Ciptaker

Bahkan, lanjut Pangdam, ketika masuk waktu Salat Magrib, para demonstran yang didominasi oleh mahasiswa dan elemen buruh pun meminta dirinya untuk memimpin Salat Magrib berjemaah bersama-sama.

“Dan setelah itu, berkumandang azan magrib, mereka salat dan mereka minta saya memimpin sebagai imam, dan kita laksanakan bersama,” kata dia.

Setelah Salat Magrib berjemaah, lanjut Pangdam Jaya, dirinya pun meminta para mahasiswa untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Sampai-sampai, Pangdam pun memberikan garansi keamanan bagi para mahasiswa agar tidak kena sasaran amukan massa karena sore itu bentrok antara massa aksi dan petugas kepolisian sudah terjadi di beberapa titik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan