Komnas HAM soal Pernyataan Jokowi: Kami Akan Tindaklanjuti Setiap Aduan

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung (Foto: Ari Saputra/detikcom)

IDTODAY NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempersilahkan warga untuk mengadu ke Komnas HAM apabila mempunyai perbedaan pendapat dengan penegak hukum terkait tewasnya 6 laskar FPI di Karawang, Jawa Barat dan pembantaian 1 keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, merespons positif pernyataan Jokowi. Beka menyebut pihaknya akan menindaklanjuti aduan-aduan yang diterima.

“Kami merespons positif statemen presiden terkait posisi dan peran Komnas HAM. Tentu saja kami akan menindaklanjuti setiap aduan yang masuk sesuai mandat dan kewenangan kami sebagai lembaga negara independen,” ujar Beka melalui pesan singkat, Minggu (13/12/2020).

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut pihaknya telah diberi kewenangan secara hukum melalui undang-undang untuk menerima aduan. Kini, yang dibutuhkan Komnas HAM, kata Anam, adalah dukungan presiden.

“Yang dibutuhkan adalah dukungan penuh presiden untuk kerja kerja Komnas HAM termasuk kebijakan penguatan kelembagaan dan support APBN,” ujar Anam.

Selain dukungan Presiden, Komnas HAM juga membutuhkan dukungan masyarakat agar kasus tewasnya 6 laskar FPI dan pembantaian satu keluarga di Sigi bisa cepat terungkap.

“Juga penting bagi Komnas HAM mendapat dukungan masyarakat luas. Agar kerja Komnas HAM maksimal, komperhensif dan imparsial,” tuturnya.

Anam mengatakan saat ini timnya sedang bekerja mengusut kasus pembantaian satu keluarga di Sigi dan tewasnya 6 laskar FPI. Anam menyebut timnya sudah mengecek lokasi terkait pembantaian keluarga di Sigi, Sulteng itu.

“Kami melakukan identifikasi korban dan kerusakan harta benda. Kami juga telah meminta kepolisian ,termasuk satgas Tinombala untuk segera menangkap pelakunya. Karena pelakunya teridentifikasi secara jelas,” lanjutnya.

Sementara itu, Komnas HAM juga sudah meminta sejumlah keterangan saksi terkait kasus tewasnya 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Beberapa keterangan saksi dan pendalaman di lokasi kejadian sudah didapat.

“Saat ini semakin banyak dan semakin terang puzzle-puzzle yang didapat,” imbuh Anam.

Untuk diketahui, peristiwa tewasnya warga sipil di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terjadi pada 27 November lalu. Empat orang tewas. Untuk kasus Sigi, Polri merilis 11 foto daftar pencarian orang (DPO) kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Sementara itu, peristiwa tewasnya warga sipil dari kelompok FPI terjadi di daerah Karawang, Jawa Barat, pada 7 Desember lalu. Enam orang tewas.

Polisi telah memeriksa 14 saksi terkait insiden penembakan di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek yang mengakibatkan 6 pengikut Habib Rizieq Shihab tewas. Polisi menegaskan semua saksi dilengkapi bukti pendukung.

“Untuk sementara kita sudah periksa 14 saksi, nanti akan kita buktikan mulai dari TKP pertama di Sentul, nanti kita cari saksi di sana, kita perlu membuat saksi sampai dengan TKP berikutnya, berkaitan dengan adanya insiden,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/12/2020).

“Semua saksi yang melihat, yang mendengar silakan nanti akan kita periksa semuanya, kita akan terbuka, seperti yang disampaikan Pak Kabareskrim, ada hotline silakan kepada masyarakat memberikan informasi berkaitan dengan hal tersebut,” lanjutnya.

Baca Juga: Siap Penjamin Habib Rizieq, Fadli Zon: hanya Satu Diproses Bahkan melalui Pembunuhan

Sumber: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan