IDTODAY NEWS – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), membuka peluang akan menyelidiki insial ‘madam’ dalam kasus suap batuan sosial korona yang telah menjerat eks Menteri Sosial Juliari P Batubara.

Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengungkapkan pihaknya tak ingin gegabah dalam melakukan penyidikan kasus suap penyaluran Bantuan sosial paket sembako se-Jabodetabek tahun 2020 itu.

Tentunya, kata Ali, penyidik KPK akan terlebih dahulu mengonfirmasi dengan meminta keterangan sejumlah saksi-saksi.

“Prinsipnya segala informasi yang berkembang yang kami terima, yang ada hubungan dengan perkara yang sedang dilakukan penyidikan ini, tentu akan dikembangkan lebih lanjut dengan mengonfirmasi kepada para saksi,” kata Ali saat dikonfirmasi, Senin (25/1/2021).

Diketahui, kasus korupsi dana Bansos terus ditelusuri usai tertangkapnya eks bendahara umum PDI Perjuangan Juliari Batubara. Sempat heboh sosok ‘Anak Pak Lurah’, kini muncul nama ‘Madam’ yang diduga ikut menerima jatah istimewa.

Baca Juga  Panas! Borok Direksi Diumbar-umbar, Pertamina Balas Ahok: Kita Ajak KPK!

Kata ‘Madam’ sebagaimana dicetuskan oleh penelusuran Tempo diduga publik merupakan salah satu petinggi PDIP.

Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari adanya sosok ‘Madam’ tersebut. Dia menguraikan dugaannya soal siapakah sosok itu sebenarnya.

Uraian Rocky Gerung tersebut diutarakan lewat sebuah video berjudul “Bongkar!!! SIAPA MADAM, ELIT PDIP PEMILIK JATAH ISTIMEWA BANSOS?” yang diunggah di kanal YouTube miliknya pada Kamis (21/1/2021).

Rocky Gerung tidak menyebut nama secara pasti. Hanya saja, dia mengurai sosok Madam ialah seorang perempuan, bukan ABG, orang dewasa, dan berada di kelompok elit.

“Madam itu sinyal kekuasaan. Madam itu seorang perempuan, dewasa, dan berada di kelompok elit,” ungkap Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com.

Meski diakuinya rasa penasaran publik mulai memuncak, tetapi Rocky Gerung berkeinginan agar nama itu jangan dibuka dulu. Pasalnya, Rocky Gerung ingin memperhatikan soal bagaimana reaksi istana mendengar adanya kasus korupsi bansos yang semakin membesar.

Baca Juga  Rekonstruksi Kasus Bansos: Tersangka Ngaku Habiskan Rp 50 Juta untuk Karaoke

“Saya ingin KPK Tempo jangan buka dulu. Kita butuh hiburan. Biar 2-3 bulan kita nikmati sambil memperhatikan apa reaksi istana soal yang betul-betul fundamental dan kasus yang melibatkan seleb kritis berstatus madam,” ucap Rocky Gerung.

“Mood publik kalau saya baca kayaknya bubarkan partai itu. Itu terlalu berapi, panasnya tak tertahankan. Tapi saya ingin teduh aja karena ini proses yang harus kita jalani,” lanjutnya.

Rocky Gerung menyinggung gejala alam yang belakangan terjadi dan disangkutpautkan dengan panasnya kondisi perpolitikan negara.

“Alam memperlihatkan gejala erupsi geografi, tapi ada juga erupsi politik karena gak mungkin ditahan sesuatu yang membusuk secara politis, karena lebih cepat menjalar pada kekuasaan karena kekuasaan sumber pembusukan,” tandas Rocky Gerung.

Baca Juga  Refly Sindir Hakim Pemvonis Habib Rizieq: Lihat Koruptor "Ini Teman", Lihat Ulama "Ini Musuh"

Sebelumnya, Rocky Gerung sempat mengucapkan selamat ke PDIP karena mengumpulkan mendali koruptor terbanyak.

Di awal videonya, jurnalis senior Hersubeno Arief menjelaskan tiga penghargaan Muri yang didapat PDIP yakni prosesi HUT ke 48 tahun dengan peserta daring terbanyak, penanaman pohon terbanyak oleh anggota partai politik, dan tumpeng terbanyak.

Selain itu Hersubeno turut menyebutkan usulan menarik dari publik tentang penambahan rekor bagi PDIP.


“Tetapi yang menarik diusulkan oleh netizen adalah seharusnya tambah satu lagi rekornya, yakni rekor bancakan bansos,” ujarnya.

Menambah ucapan rekannya itu, Rocky Gerung juga melontarkan sindirannya pada partai banteng tersebut.


“Selamat mengumpulkan mendali koruptor terbanyak secara jumlah dan itu mesti direkam,” ucap Rocky Gerung.

Baca Juga: Pam Swakarsa Calon Kapolri Listyo Semengerikan Itu kah? Seperti Era Soeharto? Yang Intimidatif Itu?

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan