Manfaat Perkebunan Disedot Oligarki, Rakyat Kalsel Hanya Dapat Mudharat

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi/RMOL

IDTODAY NEWS – Pertambahan area perkebunan yang cukup signifikan di Kalimantan Selatan (Kalsel) ternyata tidak berbanding lurus dengan kehidupan masyarakat di sana.

Berdasarkan data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), area perkebunan meluas hingga 219 ribu hektare selama kurun 10 tahun terakhir. Sementara luas hutan mengalami penurunan mencapai 129 ribu hektare, dengan rincian hutan primer berkurang sebesar 13 ribu hektare dan hutan sekunder 116 ribu hektare.

Baca Juga  Kritisi Omnibus Law, Rizal Ramli: Kekayaan Oligarki akan Naik 20-100 Kali

Baca: Data Lapan: Hutan Di Kalsel Menyusut 129 Ribu Hektare Dan Perkebunan Meluas 219 Ribu Hektare

Namun data ini, kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Selatan.

“Melihat peta perkebunan meluas, di atas kertas kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Tapi dilihat secara mata kasat, kehidupan rakyat di Kalsel tetap melarat,” tuturnya lewat akun Twitter pribadinya sesaat lalu, Kamis (21/1).

Baca Juga  Pilgub DKI Jakarta, PAN Mulai Bermanuver dengan Deretan Artis

Menurutnya, fenomena banjir yang melanda 10 kabupaten di Kalsel menjadi tanda bahwa manfaat perkebunan yang meluas itu tidak menetes ke rakyat. Semua diangkut oleh kelompok tertentu dan rakyat ketiban kerusakan lingkungan.

“Manfaat perkebunan disedot oligarki ke pusat. Yang rakyat dapat hanya mudharat. Banjir. Longsor,” tutupnya.

Baca Juga: Walhi: Kalau Hanya Salahkan Hujan Dan Sungai, Jokowi Mending Tidak Usah Ke Kalsel

Baca Juga  Jokowi Wanti-wanti Lonjakan Luar Jawa, Adhie Massardi: Sejak 2020 Sudah Diingatkan, tapi Malah Dijadikan Lelucon

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan