IDTODAY NEWS – Kerumunan warga yang menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Maumere, NTT, disayangkan kubu oposisi.

Salah satunya datang dari Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

Mardani mencatat, tidak sekali ini saja Jokowi menghadiri acara yang kemudian memicu kerumunan warga.

Sebelumnya, presiden juga pernah membagi-bagikan suvenir yang berujung kerumunan masyarakat.

“Sebelumnya bagi-bagi nasi kotak, kemarin bagi-bagi suvenir,” ujarnya melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (24/2/2021).

Baca Juga  Soal Aktof Kudeta AHY, Demokrat: Tidak Etis Memberikan Pernyataan Sebelum Jokowi Beri Jawaban

Untuk diketahui, dalam video berdurasi 30 detik yang beredar di media sosial, Jokowi tampak menyapa warga melalui sunroof mobil yang ditumpanginya.

Presiden terlihat beberapa kali menyapa dengan warga dengan melambaikan tangan.

Akan tetapi, presiden juga beberapa kali menunjuk masker yang ia kenakan untuk mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Golkar Lebih Militan Dukung Jokowi Karena PDIP Merasa Kurang Difasilitasi

Baca Juga  Lewat Fadjroel Rachman, Jokowi Tegaskan Pilkada Serentak 2020 Tidak Ditunda

Setelah itu, presiden terlihat mengambil sesuatu dari dalam mobil yang kemudian dibagikan kepada warga.

“Jika itu sudah dipersiapkan di mobil, namanya bukan spontanitas,” kata Mardani.

Mardani lantas menyinggung kemarahan Jokowi lantaran penerapan PPKM dan PSBB tak efektif menurunkan kasus baru Covid-19.

“Presiden kecewa dan marah karena PPKM/PSBB tidak efektif, kasus terus naik, karena daerah kurang tegas sehingga masyarakat kurang patuh protokol kesehatan,” ungkapnya.

Baca Juga  Pengamat: Calon Kapolri Ke Depan Punya Chemistry Dengan Jokowi

Akan tetapi, sambung Mardani, Jokowi ternyata juga beberapa kali memicu kerumunan.

“Namun, beberapa kali presiden menyebabkan kerumunan. Bagaimana warga mencontoh pemimpinnya?” kritiknya.

Karena itu, anggota Komisi II DPR RI ini meminta komitmen tegas dari Presiden Jokowi.

Termasuk memberikan contoh terhadap penerapan protokol kesehatan yang baik.

“Masyarakat membutuhkan keteladanan dan komitmen pemimpinnya. Ini masalah kita bersama, tiap pemimpin mesti menjadi contoh penerapan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Baca Juga  Refleksi 2020, PBNU Nilai Koordinasi Pusat dan Daerah dalam Tanggulangi Covid-19 Lemah

Semestinya, kata Mardani, pihak Istana bisa melakukan antisipasi adanya kerumunan itu agar kejadian serupa tak terulang lagi di kemudian hari.

“Kenapa pihak Istana tak bisa melakukan antisipasi dalam kunker ada potensi kerumunan?” katanya.

Baca Juga: Rumah Politisi PDIP Ihsan Yunus Diobok-obok KPK, Lalu Gelap-gelapan

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan