Media Asing Soroti Kegagapan Pemerintah Indonesia Tangani Covid-19

Petugas menyiapkan liang lahat untuk jenazah kasus COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (16/5). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]

IDTODAY NEWS – Pemerintah Indonesia dianggap gagap menangani pandemi virus Corona. Presiden Joko Widodo dan menterinya dinilai gagal mengendalikan penyebaran infeksi.

Setidaknya hal itulah yang dilaporkan media asing, dalam hal ini Reuters sebagaimana disadur dari Channel News Asia (CNA), Kamis (20/8/2020).

Indonesia dianggap kurang responsif dalam menangani virus Corona sejak kali pertama mewabah di Wuhan, China pada Desember tahun lalu.

Berbagai kebijakan dan tingkah polah para pejabat negara saat awal munculnya wabah, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dianggap tak ilmiah.

Luhut sempat mengatakan jamu dari jus manggis dapat digunakan sebagai obat virus Corona.

Beberapa bulan sebelumnya, para pejabat berseloroh bahwa virus Corona tak akan masuk Indonesia karena birokrasi yang berbelit.

Serangkaian solusi lain juga diajukan oleh para pembantu Presiden Jokowi dalam enam bulan terakhir. Termasuk melantunkan doa, hingga kalung eucalyptus.

“Virus ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Yang (negara) kami lakukan pada dasarnya adalah herd immunity,” kata Prijo Sidipratomo, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Baca Juga  Guru Sejarah Prancis Dipenggal Di Depan Sekolah Setelah Bahas Karikatur Nabi Muhammad Di Kelasnya

“Jadi (langkah ini membuat–Red) kita harus menggali banyak, banyak sekali kuburan,” tambahnya.

Herd Immunity adalah skenario di mana sebagian besar populasi tertular virus dan kemudian kekebalan yang meluas menghentikan penyebaran penyakit.

Selain tergagap menghadapi pandemi ini, respon Indonesia dalam beberapa bulan terakhir juga dinilai kurang cepat, terkhusus perihal pengetesan Covid-19.

Merujuk Worldometers.info, Indonesia saat ini mengkonfirmasi adanya 144.945 kasus infeksi virus Corona dengan angka kematian mencapai 6.346 jiwa.

Namun, melihat jumlah pengujian yang terbilang sedikit, yakni berada di peringkat ke-83 dari 86 negara menurut statistik dari Our World in Data–proyek nirlaba berbasis di Universitas Oxford–jumlah kasus Corona di Indonesia bisa jauh lebih tinggi.

Baca Juga  Jokowi: Sejak Awal, Pemerintah Konsisten Bahwa Kesehatan Prioritas Utama

Sebagai perbandingan, India dan Filipina menguji empat kali lebih banyak per kapita dari Indonesia. Sementara Amerika Serikat menguji 30 kali lebih banyak.

“Kekhawatiran kami belum mencapai puncak, puncaknya bisa datang sekitar Oktober dan mungkin belum selesai tahun ini,” kata Iwan Ariawan, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia.

“Saat ini kami tidak dapat mengatakan bahwa itu terkendali.”

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan