Nasihat SBY: karena Kalian Anak Presiden, Begitu Hukumnya…

Calon Wali Kota Solo dari Partai PDI Perjuangan Gibran Rakabuming Raka menggelar jumpa pers terkait hasil hitung cepat internal partai di kantor DPC PDI Perjuangan, Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/12/2020). Berdasarkan hasil hitung cepat internal partai hingga Rabu (9/12/2020) sore, pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa memperoleh suara sekitar 85 persen, atau unggul atas pasangan Bagyo Wahyono-FX. Suparjo dengan suara sekitar 14 persen pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Pilkada 2020. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww. (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

IDTODAY NEWS – Walau mereda, dan saat ini menghilang sementara, perdebatan atau polemik sejak dari pencalonan sampai terpilihnya Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming untuk jadi walikota Medan dan Solo, diperkirakan akan muncul lagi. Masalah ini akan timbul dan tenggelam silih berganti seterusnya.

Bobby dan Gibran adalah menantu dan putera Presiden Joko Widodo dan Nyonya Iriana Joko Widodo. Polemik akan terus berlangsung, entah sampai kapan.

Dalam waktu tidak lama lagi, Bobby dan Gibran secara resmi jadi walikota Medan dan Solo. Kedua kota itu akan menjadi dua titik perhatian dunia media massa (segala macam jenisnya) dan masyarakat.

Sebagian pejabat pemerintah atau penggemar berat Jokowi akan sedikit membungkukkan badan manakala masuk ke kedua kota ini. Ini sedikit bergurau.

Ketika menyimak berbagai berita menyangkut Bobby dan Gibran, asosiasi dalam benak saya selalu diikuti beberapa kalimat tulisan Presiden RI ke-6 (2004 -2014), Susilo Bambang Yudhoyono.

Seperti Jokowi, SBY juga berasal dari wilayah kaki Gunung Lawu. Boleh dibilang mereka adalah trah Lawu, walaupun Pacitan di Jawa Timur dan Solo di Jawa Tengah. Telapak kaki Lawu itu sampai ke Pacitan. Itu kata seseorang (sekarang jadi pejabat tinggi dalam pemerintahan saat ini) kepada saya tahun 2015.

Baca Juga  Petinggi Demokrat Minta Jokowi 'Serahkan' Gibran ke KPK, Refly Harun: Jenis Kejahatannya Luar Biasa

Buku yang saya kemukakan dalam tulisan ini berjudul: SBY, SELALU ADA PILIHAN – Untuk Pecinta Demokrasi dan Para Pemimpin Indonesia Mendatang.

Buku ini dimunculkan oleh Penerbit buku Kompas, Jakarta 2014 menjelang berakhirnya SBY melepaskan jabatan presiden RI ke-6.

Beberapa kalimat dalam beberapa sub judul buku ini akan saya kutip atau saya cuplik terpisah satu dengan lainnya. Simaklah kalimat-kalimat tulisan SBY di bawah ini.

Kalimat-kalimat kutipan di bawah ini saya ambil dari artikel di bawah subjudul, “KEHIDUPAN BARU YANG SANGAT BERBEDA DAN BULAN MADU YANG CEPAT BERAKHIR” (halaman 104 sampai 111).

“Kehidupan Presiden, sepertinya, 24 jam kami disorot dan ‘diburu’ oleh pers dan publik. Ada saja. Meskipun pers dan publik tidak selalu negatif, karena mereka hanya ingin tahu apa yang dilakukan pemimpin mereka beserta keluarganya, tetapi tentu bila berlebihan, terasa kurang nyaman pula.”

Baca Juga  Respons Demokrat Usai SBY Disebut Bapak Mangkrak Indonesia

“Tak pelak situasi ini, dengan kehidupan pers dan politik di negeri ini yang sering cynical, kehidupan keluarga saya sering menjadi sorotan dan komentar yang miring”.

Anak dan menantu

Selanjutnya SBY mengatakan dalam tulisannya seperti berikut. “Anak-anak saya, terkadang juga anak menantu saya, sering menyampaikan isi hatinya kepada saya. Unek-unek tentang perlakuan yang dianggap kurang adil terhadap mereka.”

Simak dan perhatiakan serta renungkan apa curahan hati SBY dalam tulisannya berikut ini. Ini penting sekali.

“Pa, mengapa keluarga kita tak pernah berhenti disorot dan dipergunjingkan. Yang tidak ada pun menjadi ada. Hal yang sama yang diperlakukan oleh banyak orang tidak ditanggapi, begitu kita, komentar tidak habis-habis.” Begitu tulisan SBY tentang keluhan anak dan menantunya kepadanya.

“Karena kalian anak Presiden. Begitu hukumnya. Semua harus siap. Begitu jawab saya singkat.” Itulah jawaban dan nasihat SBY pada anak dan menantunya.

Apa yang dikatakan oleh pers dan publik saat itu ya, seandainya saat itu (tatkala SBY masih menjabat presiden periode kedua), bila anak dan menantu SBY mencalonkan dan terpilih jadi walikota, bupati atau gubernur?

Baca Juga  Jokowi Bakal Tercatat Sebagai Presiden Gagal Jika Ekonomi Masih Negatif Pada Kuartal III 2020

Menurut SBY dalam tulisannya, “yang jelas, tidak pernah ada hari yang sama bagi seorang presiden.”

“Setiap hari selalu ada yang baru. Setiap hari boleh dikata selalu ada berita dan laporan berpasangan. Yang baik dan yang buruk. Setiap saya membaca SMS selalu ada yang puas dan ada pula yang tidak puas…”

“Untuk diketahui, ada satu titik penting yang dialami oleh seorang presiden di awal pelaksanaan tugasnya. Titik atau momen itu adalah yang disebut dengan masa ‘bulan madu’, dan kemudian masa setelah ‘bulan madu’ itu usai.

Sebentar lagi tahun 2020 usai dan mulai tahun baru 2021. Di awal tahun 2021 akan ditandai pelantikan gubernur, bupati dan walikota di beberapa propinsi, beberapa kota dan banyak kabupaten.

Pelantikan Gibran dan Bobby akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Di sana ada bulan madu dan bulan madu berlalu.

Baca Juga: Diduga Terseret Korupsi Bansos, PA 212 Tantang KPK Beranikah Usut Dana Kampamye Gibran?

Sumber: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan