Negara Harusnya Pakai Pendekatan Humanis Bukan Militeristik Terhadap Pembuat Mural “Tuhan Aku Lapar”

mural “Tuhan Aku Lapar” di Jalan Aria Wangsakara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang/Net

IDTODAY NEWS – Cara pendekatan militeristik oleh negara terhadap pembuat mural “Tuhan Aku Lapar” di Jalan Aria Wangsakara, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang dinilai salah.

“Rakyat lapar jangan didekati dengan pendekatan yang aneh, rakyat yang buat mural Tuhan Aku Lapar, mestinya didekati dengan pendekatan humanitik,” kata Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/8).

Baca Juga  Gus Jazil Dorong Polisi Proses Abu Janda: Hukum Tak Boleh Pandang Bulu, No Tolerance Perusak Persatuan

Menurut Ujang, tidaklah tepat negara melalui kepolisian melakukan pendekatan keras terhadap rakyat disaat kondisi yang memang tengah sulit ini. Adapun pendekatan humanis bisa berupa memberikan dia makan.

“Beri mereka makanan, jangan sampe mereka di tekan-telan. Kita ini bukan negara militeritis. Kita ini negara demokratis. Rakyat lapar ya kasih makan, jangan kasih yang lain,” demikian Ujang.

Sebelumnya, Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro mengatakan, jajarannya sempat menyelidiki sang pembuat mural. Saat ini, polisi telah menemukan pembuat mural yang diketahui berjumlah dua orang, yaitu berinisial D (26 tahun) dan DF (22). Keduanya berasal dari Komunitas Street Art Movement.

Menurut dia, aksi tersebut bukan termasuk perbuatan melanggar hukum. Wahyu mengaku kalau pihaknya mendatangi kediaman pembuat mural untuk memberikan bantuan sosial. Hanya saja, ia tidak menyinggung mengapa tulisan ‘Tuhan Aku Lapar’ dihapus dari tembok.

Baca Juga  Anies Kirim Ucapan Selamat HUT Ke-92 Persija Jakarta

“Kedua rumah pembuat tulisan sudah disambangi dan kita berikan dukungan sembako beras serta kebutuhan pokok lainnya,” jelas Wahyu.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan