Ngeri Banget, Ketua MUI Sebut Buzzer Pemakan Daging Saudara Sendiri

Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Dr M Cholil Nafis [Foto: Instagram]

IDTODAY NEWS – Sejumlah pihak mulai angkat suara mengenai keberadaan buzzer. Kekinian, Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Dr M Cholil Nafis menyebut buzzer sebagai pemakan daging saudaranya sendiri.

Buzzer mulai menjadi bahan obrolan usai Presiden Joko Widodo mendorong masyarakat untuk aktif menyampaikan kritik dan masukan khususnya pada pemerintah.

Namun, sejumlah tokoh menyambut pernyataan Jokowi itu dengan memintanya menertibkan buzzer yang kerap menyerang warga yang kritis terhadap pemerintah.

Ketua MUI KH Dr M Cholil Nafis menyampaikan beberapa tanggapannya terkait keberadaan buzzer yang dianggap mulai meresahkan. Ia bahkan mengibaratkan buzzer sebagai pemakan daging saudaranya sendiri.

Secara jelas Cholil dalam wawancana yang tayang di kanal Youtube Hersubeno Point menyebut jika tidak ada definisi jelas terhadap buzzer. Hanya ada dua klasifikasi yang bisa dikategorikan yakni buzzer positif dan negatif.

Baca Juga  Viral Konser Musik Cakada, MUI: Protokol Kesehatan Dilabrak, Pilkada Semakin Menakutkan

Dari kedua jenis buzzer yang ada saat ini, Cholil justru menilai lebih banyak buzzer negatif dibanding positif.

Baca Juga: Muhammadiyah: Sangat Keliru Menilai Din Syamsuddin Radikal

“Karena memang definisinya masih kontroversi, tetapi kesannya konotasi di mata orang buzzer itu adalah negatif, karena orang bayaran untuk menyampaikan sesuatu dari orang lain,” jelas Cholil.

Kondisi banyaknya buzzer negatif menurut Cholil bisa dilihat dari perkembangan opini dan isu yang ramai di media sosial. Banyak buzzer yang memberikan penilaian dan pandangannya lebih banyak ke arah pembunuhan karakter seseorang.

Kritik yang diberikan dan berkembang di berbagai media sebagai corong penyebaran informasinya bukan lagi bisa dinilai sebagai substansi kritik namun menyerang orang secara pribadinya. Kondisi inilah yang membuat buzzer saat ini arahnya lebih negatif.

Baca Juga  Waketum MUI Anwar Abbas Bingung Ada Pihak Terlalu Membesarkan Masalah Radikalisme dan Intoleransi

“Ketika mengkritik bukan substansi kritiknya yang dikejar, tetapi orangnya yang dibunuh karakternya, ya kita kan kalau imbang apple to apple, sama-sama ngerti kita diskusi kan nyaman,” ujarnya.

“Tapi yang dihadapi ini kan anonim sudah gitu ngomongnya sarkas, demikian juga membuat kita nggak nyaman,” tambah Cholil.

Baca Juga: Din Dilaporkan Terkait Radikalisme, Petinggi PKS Berang

Pengalaman Cholil hadapi buzzer
Penilain dan pandangan Cholil terhadap buzzer sendiri bukan tanpa pengalaman, karena Cholil sendiri mengaku pernah berhadapan langsung dengan buzzer. Dimana serangan pernah diaaminya ketika Cholil menyampaikan kritik terhadap pemerintah.

Cholil pun bercerita soal pengalamannya berhadapan dengan buzzer. Ia mengaku pernah mendapat serangan dari mereka saat menyampaikan kritik terhadap pemerintah.

Baca Juga  Hanya Chek Up Rutin, Novel Bamukmin: HRS Dan Keluarga Negatif Covid-19

Saat menyampaikan kritikan tersebut beberapa ada yang mengerti maksudnya namun ada juga yang nyinyir dan meremehkan bahkan merendahkan itu ada.

Karenanya secara khusus Cholil menyebut jika tindakan buzzer tersebut dianggap sebagai tindakan memakan daging saudara sendiri.

“Menurut saya, kalau umpamanya orang digerakkan untuk jadi buzzer, untuk menyerang orang yang niat baik, apalagi ulama, menurut saya inilah yang disebut dengan memakan daging saudaranya,” ucap Cholil.

“Ia makan dari hasil orang lain dibunuh, yaitu mengambil dari dagingnya saudaranya,” lanjut Cholil.

Baca Juga: Dikawal Polisi, Konvoi Moge di Bogor Lolos Tak Diperiksa Ganjil Genap

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan